SuaraJawaTengah.id - Gegernya kabar penambang emas terjebak dalam lubang mengungkapkan beragam fakta keberadaan logam mulia yang berharga di tanah Banyumas.
Seperti diketahui, tambang emas itu berakhir petaka setelah delapan keberadaan penambang hingga saat ini belum ditemukan oleh tim SAR gabungan.
Berbicara mengenai emas di ahli Geologi menyebut ada kondisi yang cukup unik dan menarik.
Dosen Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto,Dr. Sc. Fadlin, S.T., M.Eng menjelaskan, biasanya pembentukan emas dan logam berhubungan langsung dengan aktivitas gunung api tua atau purba.
Namun, hal itu tidak terjadi di lokasi tambang emas di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas.
"Keberadaan endapan emas di Banyumas ini cukup unik dan menarik. Dimana pada umumnya emas itu berasosiasi dengan sistem gunung api, namun tidak demikian dengan emas yang berada di daerah Banyumas, dimana emas dan logam-logam dasar lainya terkayakan dalam batuan sedimen tersier," ungkap Fadlin kepada Suarajawatengah.id, Senin (31/7/2023).
Fadlin menyebut, pembentukan emas di Banyumas tersebut bersumber dari larutan panas yang kemungkinan berhubungan dengan intrusi batuan beku berupa sill/dike.
"Larutan tersebut kemudian terendapkan atau terkayakan pada zona-zona rekahan maupun patahan pada batuan sedimen tersebut," kata dia.
Pembentukan emas yang berada di cekungan Banyumas tidak banyak ditemukan di wilayah Indonesia lainnya. Meskipun ada, lanjutnya, biasanya tetap memiliki karakter yang berbeda.
Baca Juga: Tim SAR Terus Menggali Harapan di Sisa Satu Hari Waktu Pencarian 8 Penambang Emas Banyumas
"Dengan tipikal yang serupa, ada beberapa tempat juga di luar Jawa seperti di Sulawesi Utara tapi karakternya berbeda walaupun sama-sama berhubungan dengan batuan sedimen," ujarnya.
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh beberapa ahli geologi, di wilayah Banyumas didapati kandungan emas yang cukup banyak.
"Kandungan emas disana kurang lebih 80 gr/ton," ucap dia.
Sebab, jika mengacu pada konsep metalogenik, dalam zona batuan yang memiliki kesamaan sangat besar kemungkinan juga ditemukan emas.
"Jika satu zona batuan yang memiliki kesamaan baik umur, fisik dan lain sebagainya ditemukan anomali pengkayaan misalnya logam/metal, secara teoritis kemungkinan di model yang sama akan tersebar juga yang sama (emas). Artinya, di dalam cekungan Banyumas ini kemungkinan banyak, tersebar tidak hanya di titik itu. sepanjang syarat terbentuknya ada,"paparnya.
Ia menuturkan, keberadaan emas saat ini dimungkinkan mengalami banyak perubahan dari masa pembentukannya. Faktor pergerakan daratan menjadi salah satu pemicu terangkatnya serpihan emas ke permukaan yang lebih dangkal.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota