Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 19 Agustus 2023 | 05:51 WIB
Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) 2023, Arsjad Rasjid. [Istimewa]

SuaraJawaTengah.id - Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) 2023, Arsjad Rasjid menyatakan, keketuaan ASEAN-BAC membawa lima isu prioritas. 

Ia menjelaskan kelima isu tersebut, antara lain Digital Transformation, Sustainable Development, Health Resilience, Food Security, and Trade & Investment Facilitation. 

"ASEAN-BAC terus mendorong berbagai negara untuk terus terhubung secara digital, salah satunya melalui layanan pembayaran digital. Inisiatif ASEAN QR Code bertujuan untuk menghubungkan kode QR untuk melakukan pembayaran secara nasional dan antar negara," katanya di Semarang, Jumat (18/8/2023).

Selain itu, ASEAN-BAC juga mendukung UMKM dalam mengakses informasi dan pembiayaan yang tepat untuk usahanya, karena UMKM merupakan tulang punggung perekonomian ASEAN. 

Baca Juga: Dorong Pengusaha Bersaing di Pasar, BRI Peduli Bagikan Bantuan Sertifikat Halal pada 200 Pelaku UMKM

"Melalui Business matching antara pihak Japan External Trade Organization (JETRO) dengan Kadin Indonesia yang menghubungkan UMKM Indonesia dan Jepang untuk saling berbagi pengalaman dan best practice ASEAN Mentorship for Entrepreneurs Network siap memberikan pelatihan dan seminar bagi UMKM di Indonesia hingga ASEAN," jelasnya.

Untuk isu yang kedua yakni pembangunan berkelanjutan, pasar karbon yang berkembang dengan baik dapat mendorong industri pengurangan karbon yang kuat, meningkatkan Produk Domestik Bruto (GDP) melalui investasi modal dan lapangan kerja hijau. 

Penjualan kredit karbon untuk membantu dekarbonisasi dapat mencapai US$1triliun pada tahun 2037.

"Melalui Net Zero Hub, ASEAN-BAC telah berhasil mendorong kerja sama antar perusahaan di ASEAN perusahaan akan saling berbagi pengetahuan dan praktik terbaik, saat mereka berusaha mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan mencapai emisi nol karbon," ujarnya. 

Ia mengatakan isu yang ketiga yakni ketahanan kesehatan Dalam menguatkan infrastruktur kesehatan dan meningkatkan ketahanan kesehatan di kawasan, ASEAN-BAC berhasil mengumpulkan berbagai perusahaan obat-obatan, vaksin, infrastruktur kesehatan, hingga institusi penelitian di bidang kesehatan untuk membentuk jaringan kemitraan yang kuat. 

Baca Juga: HUT ke-17, LPDB-KUMKM Melangkah Pasti Bersama Koperasi

Sementara itu, untuk isu yang keempat yakni ketahanan pangan ASEAN-BAC telah berhasil bekerja sama dengan berbagai perusahaan seperti Sinar Mas Agro Resource & Technology (SMART) dan stakeholder terkait lainnya yang bergerak di sektor pangan seperti jagung, minyak sawit, dan hortikultura. 

"Seluruh pihak yang tergabung di dalamnya akan memberdayakan UMKM dan petani, khususnya pada beberapa sektor ini, dengan sumber daya dan akses pasar yang diperlukan untuk memperkuat ketahanan pangan dan pertanian berkelanjutan," ujarnya.

Sementara itu, isu yang terakhir yakni fasilitasi perdagangan dan investasi dalam mendorong agar tercipta sirkulasi investasi di dalam kawasan, ASEAN-BAC telah berhasil membentuk komitmen perusahaan seperti Astra International Tbk, Sinar Mas, dan perusahaan lainnya, untuk meningkatkan investasi intra-ASEAN. 

"Hal ini dilakukan agar tidak hanya mengandalkan foreign direct investment (FDI) namun membentuk ASEAN Incorporated," katanya.

Load More