Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 10 Oktober 2023 | 11:53 WIB
Warga memanfaatkan gas alam dari bekas sumur bor untuk keperluan memasak. (Suara.com / Citra Ningsih)

Untuk mengoperasikan kompor gas alam ini cukup mudah. Hanya dengan membuka dan menutup kran.

"Kalau mau pakai krannya dibuka, kalau sudah selesai digunakan tinggal ditutup kembali," jelasnya.

Instalasi gas alam dari bekas sumur bor di Komplek SMA Muhammadiyah Kalibening. (Suara.com / Citra Ningsih)

Saat ini ada 26 kepala keluarga yang memanfaatkan gas alam di Kalibening. Warga yang dulunya rata rata habis 4 tabung dalam sehari, kini sangat terbantu dengan pemanfaatan gas alam.

"Ya biasanya dalam sebulan bisa menghabiskan 3 tabung sampai 4 tabung. Jika dirupiahkan sekitar Rp 60 ribu sampai Rp 80 ribu per bulan," katanya.

Baca Juga: Kisah Ribuan Warga Desa di Banjarnegara Alami Krisis Air, Harus Berjalan 2 Kilometer

Sampai saat ini warga memanfaatkan gratis dan hanya diminta uang iuran untuk keperluan perawatan dan biaya listrik.

"Akan ada rapat bareng-bareng untuk membahas iuran, sekitar Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu tiap bulan per KK untuk perawatan dan bayar listrik. Karena pengoperasian alatnya menggunakan listrik," ujar dia.

Sehingga, jika dibandingkan dengan membeli gas LPG, warga saat ini lebih menghemat sekitar Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu setiap bulan.

"Sangat terbantu sekali, karena pengeluaran lebih hemat. Jika sebelumnya beli gas bisa sampai Rp 60 ribu ini hanya iuran Rp 30 ribu misalnya," ungkap Agus, salah satu warga yang menggunakan gas alam.

Warga berharap, jika program ini dapat berjalan lancar dan berkembang. Sehingga, jumlah warga yang bisa menikmati gas alam ini lebih banyak.

Baca Juga: Efek Kemarau, Dataran Tinggi Dieng Alami Krisis Air

"Harapannya pemerintah terus mendukung sehingga akan lebih banyak warga yang bisa terbantu dengan adanya gas ini. Karena setelah dilakukan penelitian ternyata di sini (Kalibening) banyak titik yang ditemukan gas alam," pungkasnya.

Load More