SuaraJawaTengah.id - Pada tahun 847 Masehi, Sang Samaratungga atau yang dikenal sebagai Sri Maharaja Rakai Garung dan abu jenazahnya didermakan di wilayah Kalasan, Yogyakarta. Sri Maharaja Rakai Garung sendiri telah memerintah kerajaan Medang selama hampir 19 tahun.
Di era kepemimpinannya, ia berhasil melanjutkan kejayaan Wangsa Syailendra di Bumi Jawa Dwipa alias pulau Jawa. Ia memerintah Kerajaan Medang melalui warisan yang diperoleh dari mertuanya, Sri Maharaja Rakai Warak.
Menurut catatan sejarah, Sri Maharaja Rakai Garung telah berhasil meredam konflik antara penganut Siwa dan Mahayana di Kerajaan Medang yang disebabkan oleh pembatalan status wilayah suci Kristen di Pikatan.
Selain itu, Sri Maharaja Rakai Garung juga telah berhasil menyelesaikan pembangunan Jinalaya melanjutkan pembangunan Kamulan Bhumi Sambhara alias Candi Borobudur yang diperuntukkan sebagai peribadatan para penganut Mahayana.
Sepeninggal Maharaja Rakai Garung, Kerajaan Medang dipimpin oleh putrinya, Pramoda Wardhani. Tahun pertama kepemimpinannya, diadakan peresmian Candi Borobudur sebagai tempat peribadatan terbesar Buddha.
Namun, pengangkatan Pramoda Wardhani yang didampingi oleh suaminya, Maharaja Rakai Pikatan mendapatkan penolakan dari pamannya, Bala Putra Dewa, yakni putra bungsu dari Maharaja Rakai Warak. Balaputradewa merasa mempunyai wewenang untuk menjadi pewaris tahta Kerajaan Medang.
Namun, Pramodawardhani dengan kuat mempertahankan kekuasaannya dengan dukungan dari suaminya dan para penganut Siwa. Lantaran hal itu, terjadi bersitegang antara kubu Pramodawardhani dan Balaputradewa.
Ketegangan tersebut membuat Bala Putra Dewa meminta bantuan kepada pemimpin Rakai di wilayah Walaing, yang merupakan cicit Ratu Sanjaya, ratu pendiri Kerajaan Medang Mataram yang masih memiliki hubungan darah dengan suami Pramoda Wardhani.
Pemimpin Rakai wilayah Walaing tersebut bersedia membantu Balaputradewa setelah dijanjikan kekuasaan atas Kerajaan Medang. Ia juga dijanjikan sebuah bukit yang kini berada di situs Ratu Boko.
Baca Juga: Fakta Menarik KAWS:HOLIDAY, Patung Raksasa Karya Brian Donelly Rebahan di Candi Prambanan
Pada akhirnya, puncak perebutan tahta Medang Mataram pun terjadi. Pasukan Bala Putra Dewa bergerak ke timur menyerang Kutaraja di wilayah Pikatan, akan tetapi serangan tersebut telah terbaca oleh suami Pramoda Wardhani.
Ia pun mengutus putranya, yakni Diah Lokapala untuk menjadi panglima yang memimpin bala pasukan Medang. Pertempuran itu pun terjadi di perairan sungai Tangkisan, Tawangsari. Pertempuran tersebut dimenangkan oleh pasukan Diah Lokapala.
Sementara, pasukan Bala Putra Dewa bersama dengan Rakai Walaing berlari mundur ke Bukit Abhayagiri. Bukit tersebut sebagai pangkalan kemudian dijadikan pagar yang dibuat dari tumpukan batu sekaligus sebagai benteng pertahanan terakhir.
Namun, pada akhirnya bala pasukan tersebut kembali tunduk terhadap kepemimpinan Pramoda Wardhani dan suaminya. Bala Putra Dewa pun memilih untuk membangun kerajaan baru di luar pulau Jawa, yakni Srivijaya.
Pada tahun 856 M, sepeninggal Balaputradewa, Rakai Pikatan kemudian membangun Candi Prambanan untuk tempat ibadah para penganut Siwa. Pada masa tuanya, Rakai Pikatan memilih untuk meninggalkan urusan dunia dan menjadi pertapa.
Sejak saat itu, Wangsa Syailendra terbagi menjadi srivijaya dengan Bala Putra Dewa bersama keturunannya dan Medang Mataram dengan Pramodawardhani dan Rakai Pikatan beserta keturunannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota