Ronald Seger Prabowo
Selasa, 07 November 2023 | 21:35 WIB
Wisatawan memotret diorama pekerja melakukan proses penjemuran tembakau dan kelobot di Museum Kretek, Kudus, Jawa Tengah, Senin (28/9/2020). Museum tersebut menyimpan koleksi mengenai sejarah terciptanya rokok kretek hingga proses produksi secara manual sampai menggunakan teknologi modern dan merupakan satu-satunya museum rokok yang ada di Indonesia. [ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/aww]

SuaraJawaTengah.id - Serial Gadis Kretek yang baru saja tayang di Netflix kini tengah menjadi bahan perbincangan hangat masyarakat.

Serial ini diadaptasi dari cerita novel yang berjudul sama karya Ratih Kumala.

Salah satu hal yang juga menjadi sorotan publik adalah salah satu lokasi syuting Gadis Kretek, yakni Museum Kretek Kudus.

Museum yang menjadi tempat wisata itu sempat tutup beberapa hari lantaran proses syuting serial tersebut.

Baca Juga: 9 Pesona Dian Sastro Pakai Kebaya, Aura Kecantikannya Makin Terpancar

Namun, perlu diketahui, Museum Kretek Kudus telah menyimpan sejarah dan sejumlah fakta menarik. Berikut ini adalah sejarah Museum Kretek satu-satunya di Indonesia yang didirikan di Kota Kudus.

Sejarah Berdirinya Museum Kretek Kudus

Museum Kretek didirikan pada tahun 1985 oleh Presatuan Pengusaha Rokok Kudus yang diprakarsai oleh Soepardjo Rustam, Gubernur Jawa Tengah saat itu dan diresmikan pada tahun 1986. Museum ini menyimpan beragam koleksi yang mengisahkan perkembangan kretek di tanah Jawa.

Ide pembangunan museum tersebut muncul ketika Gubernur Supardjo Rustam mengunjungi Kudus. Ia melihat adanya potensi besar perusahaan kretek yang mampu menggerakkan perekonomian masyarakat setempat.

Karena itu, Museum Kretek dibangun untuk mendokumentasikan perkembangan industri kretek Tanah Air. Setidaknya, Museum Kretek menyimpan 1.195 koleksi yang merekam sejarah perkembangan kretek di Indonesia, khususnya pulau Jawa dari awal hingga 1990-an.

Baca Juga: Gadis Kretek Disebut Series Indonesia Terbaik, Akting Arya Saloka Tuai Pujian

Berkunjung ke museum ini, para pengunjung akan dapat mempelajari banyak hal. Pengunjung akan dilihatkan berbagai teknik pembuatan kretek sejak awal yang masih manual hingga teknologi modern.

Bahkan, pengunjung dapat melihat alat-alat pembuatan rokok, diorama jenis-jenis tembakau cengkeh, diorama pembuatan rokok di pabrik, dan masih banyak yang lainnya.

Salah satu hal yang sangat menarik adalah kiprah Nitisemito, pendiri Pabrik Rokok Bal Tiga yang disertai dengan dokumen-dokumen perusahaan pada waktu itu.

Miniatur Cagar Budaya di Museum Kretek

Seiring dengan perkembangan waktu, wilayah di sekitar komplek ini dibangun beberapa miniatur bangunan cagar budaya, seperti Oemah Kembar Nitisemito. Konon, Oemah Kembar Nitisemito itu menjadi saksi bisa kejayaan pembesar Kretek Nitisemito tersebut.

Selain itu juga dibangun miniatur Masjid Wali Loram Kulon yang ikonik disertai dengan gapura padureksan. Bahkan, terdapat perpaduan arsitektur budaya Jawa, Persia,, China, dan Eropa dalam miniatur Rumah Adat Kudus Joglo Pencu.

Menyimpan Kisah Haji Djamhari dan Asal-Usul Nama Kretek

Yang tidak bisa dilupakan adalah sosok yang sangat berperan dalam lahirnya kretek di Kudus, yakni sosok Haji Djamhari. Ia yang kala itu sakit sesak napas mengambil minyak cengkih untuk dioleskan ke dada dan tubuhnya.

Ajaibnya, setelah dioleskan, sesak napasnya pun reda. Ia kemudian bereksperimen dengan menghaluskan cengkih dan dicampur dengan tembakau. Campuran tersebut akhirnya dilinting menggunakan klobot jagung dan diikat benang.

Campuran itu dibakar dan dihisap. Saat dihisap, terdengar bunyi kemeretak dari lintingan tersebut. Dari situlah nama kretek disematkan bahkan menjadi nama Museum Kretek satu-satunya di Indonesia itu.

Kontributor : Dinnatul Lailiyah

Load More