Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Senin, 13 November 2023 | 19:01 WIB
Sejumlah tokoh bangsa, yang terdiri dari tokoh lintas iman, budayawan, dan aktivitas HAM yang tergabung dalam Majelis Permusyawaratan Rembang (MPR) dalam konferensi pers usai silaturahmi ke rumah Mustofa Bisri (Gus Mus) di Rembang, Jawa Tengah, Minggu (12/11/2023). [ANTARA/Sanya Dinda]

SuaraJawaTengah.id - Sejak Minggu malam (12/11/2023) tagar Rembang Melawan trending topik di sosial media X. Munculnya tagar tersebut setelah sejumlah tokoh bangsa berkumpul di kediaman KH. Ahmad Mustofa Bisri.

Berdasarkan pantauan Suara.com, hingga pagi hari Senin (13/11/2023) tagar Rembang Melawan masih berada diurutan teratas. Setidaknya terdapat 19,6 ribu netizen yang mencuit tagar tersebut.

Sama halnya dengan para tokoh bangsa seperti Goenawan Mohamad, Omi Komaria Madjid, Lukman Hakim Saifuddin, Antonius Benny Susetyo atau Romo Benny, Arif Imam Nurlambang, dan Erry Riyana Hardjapamekas yang gusar terhadap kondisi demokrasi. Netizen pun demikian seperti cuitan-cuitan mereka di bawah ini.

"Kekacaun politik yang terjadi hari ini, harus disikapi dengan serius. Jika tidak, maka masa depan demokrasi bangsa ini yang akan menjadi taruhannya. #RembangMelawan," tulis akun X @seruan.

Baca Juga: Momen Sumpah Pemuda, Semen Gresik Ajak Millennials Reresik Sumber Mata Air & Peduli Lingkungan

"Keresahan para tokoh-tokoh republik mulai nyata menyuarakan persoalan dinamika politik dan pemilu yang tidak akan jujur dan adil. Bertemunya para tokoh di Rembang sebagai simbol #RembangMelawan," celetuk akun X @panji**.

"Perlawanan harus dilakukan karena melihat pemimpin yang sudah tidak taat pada konstitusi dan memperjuangkan kekuasaan keluarganya daripada keadilan bagi rakyat. #RembangMelawan," sahut akun X @abudi**.

"Yth. Presiden @jokowi, semoga Pak Presiden masih memiliki nurani ketika melihat perkembangan situasi dan kondisi demokrasi di Indonesia akhir-akhir ini seperti yang menjadi keprihatinan para tokoh yang tadi bertemu dalam forum MPR di ndalem Abah @gusmusgusmu. #RembangMelawan," timpal akun X @Ari3**.

Sebelumnya, sejumlah tokoh bangsa yang telah disebutkan diatas bersilaturahmi ke kediaman KH Ahmad Mustofa Bisri atau diakrab disapa dengan panggilan Gus Mus di Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Minggu (12/11/2023).

Dalam pertemuan tersebut, para tokoh bangsa itu menyampaikan kegelisahan mereka terhadap situasi demokrasi Indonesia menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Baca Juga: Video Viral Detik-detik Korban Jatuh dari Jembatan Kaca di Wisata The Geong Banyumas

Salah satu peristiwa besar yang merusak tatanan demokrasi yaitu keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batasan usia capres dan cawapres. Keputusan kontroversi tersebut berujung diberhentikannya Anwar Usman dari jabatannya sebagai Ketua MK.

Disahkannya aturan batasan usia capres dan cawapres. Seolah-olah dibuat untuk memberi karpet merah untuk putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming menjadi pendamping Prabowo Subianto.

Koordinator pertemuan, Alif Iman Nurlambang mengungkapkan pertemuan para tokoh bangsa lantaran prihatin dengan melihat kondisi demokrasi di tanah air yang sedang diacak-acak.

"Demokrasi Indonesia diayun-ayun. Kekuasaan terpusat di eksekutif, kemudian sebagaimana bukti-bukti yang ditemukan MKMK, ada intervensi dari eksekutif ke yudikatif, ke lembaga konstitusional itu," kata Alif melalui konferensi pers yang dikutip Suara.com melalui YouTube YouthTV Indonesia, Minggu.

Selain itu, mereka juga mendiskusikan dengan Gus Mus soal ancaman-ancaman yang akan terjadi pada Pemilu 2024. Mengingat dinamika politik saat ini sudah berangsur panas.

Gus Mus pun menyambut baik kedatangan mereka. Sastrawan yang juga dijuluki Singa Podium itu lantas memberi dua masukkan pada para tokoh bangsa tersebut.

Yang pertama, Gus Mus menyarankan para tokoh bangsa baik aktivis demokrasi, pegiat HAM, maupun tokoh lintas agama untuk menasehati elite-elite politik apa yang dilakukan mereka saat ini secara tidak langsung telah melukai hati masyarakat.

Terakhir, Gus Mus meminta agar para tokoh bangsa itu mengadakan pertemuan-pertemuan agar menyadarkan masyarakat bahwa kondisi demokrasi di Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja.

"Maka itu nasihat-nasihat penting disampaikan kepada warga negara agar situasi tetap adem, kekecewaan tetap bisa disalurkan melalui saluran-saluran demokratis sehingga sama-sama memperingatkan agar penguasa juga eling," tutup Gus Mus.

Kontributor : Ikhsan

Load More