Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 02 Desember 2023 | 14:51 WIB
Potret Hotel Siranda Semarang masih berdiri kokoh dilihat dari Jalan Pahlawan. Sabtu (2/12/23) [Suara.com/Ikhsan]

SuaraJawaTengah.id - Semua orang yang tinggal di Kota Semarang utamanya saat terjebak di lampu merah Jalan Pahlawan pasti akan melihat bangunan tua yang sudah kusam dan terbengkalai.

Bangunan tua yang dimaksud adalah Hotel Siranda. Di era tahun 1970an, hotel di Semarang itu salah satu penginapan kelas elite dengan fasilitas lengkap yang dapat memanjakan para tamu yang menginap.

Nama Hotel Siranda kini sedang ramai diperbincangkan setelah kemunculan film horor Panggonan Wingit. Film yang dibintangi akris ternama Luna Maya dan Christian Sugiono itu telah tayang di layar lebar sejak tanggal 30 November 2023.

Disebutkan dalam sinopsis, film Panggonan Wingit mengambil latar belakang Kota Semarang di era  tahun 1980an akhir serta diambil dari kisah nyata tentang misteri salah satu hotel inisial "S" di Kota Lunpia.

Baca Juga: Tegaskan Tak Terlibat Politik Praktis, Dedengkot Panser Biru Tak Segan Keluarkan Anggota

Setelah kemunculan film tersebut, publik di sosial media menebak-nebak kalau "S" yang dimaksud yakni antara Sky Garden atau Siranda. Kebetulan kedua hotel tersebut juga sudah lama tidak beroperasi dan terbengkalai.

Tapi banyak publik yang lebih mengarah ke Hotel Siranda. Konon, mitos yang beredar setelah lama terbengkalai Hotel Siranda jadi angker. Bahkan jadi sarang pocong dan kuntilanak.

Menyikapi hal itu, Ketua Komunitas Semarangker, Pamuji Yuono yang pernah menjelajah Hotel Siranda membantah anggapan mistis tersebut.

"Kalau pendapatku sih gak benar. Makluk kasat mata yang saya temui tuyul," kata Pamuji saat dikonfirmasi Suara.com, Sabtu (2/12/2023).

Pamuji beserta beberapa anggota Semarangker turut dilibatkan dalam penggarapan film Panggonan Wingit. Tapi dia tidak berani membeberkan hotel mana yang jadi inspirasi pembuatan film horor tersebut.

Baca Juga: Ini Jadwal PSIS Bulan Desember 2023: Ada laga 2 Kandang dan 1 Tandang

"Lah, kalau itu saya tidak berani (membocorkan). Nanti dimarahi Rocky Soraya," tuturnya.

Sejarah Hotel Siranda

Pemerhati Sejarah, Johanes Christiono mengatakan pembangunan hotel-hotel di Kota Semarang rata-rata bersamaan pada tahun 1970an.

Kebetulan di tahun yang sama Kota Semarang membangun empat hotel sekaligus diantaranya Metro View, Sky Garden, Siranda dan Patra Jasa.

Didirikannya hotel-hotel tersebut untuk menyambut penyelenggaraan Konferensi Internasional PATA di Indonesia. PATA sendiri merupakan sebuah organisasi Kepariwisataan Dunia.

"Hotel-hotel di Kota Semarang itu (dibangun) seangkatan tahun 1970an," ucap lelaki yang akrab disapa Johannes.

Pada zamannya, Hotel Siranda menjadi destina bagi orang-orang yang sedang mencari kenyamanan dan kemewahan. Letak Hotel Siranda juga terbilang strategis dekat dengan pusat Kota Semarang.

Namun lambat laun, Hotel Siranda tak mampu mempertahankan eksistensinya. Menurut Johanes, penyebab Hotel Siranda berhenti beroperasi lantaran pemiliknya tidak begitu menguasai bisnis perhotelan.

"Kalau yang saya dengar dari pemilik karena mereka bukan bidangnya bisnis hotel. Jadi berhenti," jelasnya.

Berdasarkan sebuah sumber, Hotel Siranda berdiri tahun 1979 dan berhenti beroperasi tahun 1990an. Sekarang ini kondisinya tidak terawat dan dibiarkan terbengkalai sehingga menimbulkan kesan angker.

Selain itu, Johanes juga memaparkan hal lainnya yakni di Hotel Siranda pernah terjadi kasus pembunuhan yang korbannya seorang perempuan.

"Tapi di luar itu memang pernah terjadi orang terbunuh (perempuan). Tahunnya lupa, saya punya catatannya tapi nggak dibawa. Ini saya lagi di Yogyakarta," tukas Johannes.

Kontributor : Ikhsan

Load More