Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 22 Desember 2023 | 17:00 WIB
Ilustrasi petani padi. [Freepik]

SuaraJawaTengah.id - Petani di lereng Pegunungan Kendeng yang menjadi jantungnya pertanian di Blora justru terkendala distribusi pupuk.

Petani di lereng Pegunungan Kendeng selama ini dianggap sebagai jantungnya pertanian di Kabupaten Blora, Jawa Tengah (Jateng).

Kepala Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan Blora, Ngaliman, mengatakan hasil pertanian dari lereng Pegunungan mencapai 15% dari total hasil pertanian di Blora.

"Lumayan karena luasannya juga luas. Untuk Kendeng semua dari semua kecamatan, persentase pertaniannya 10% hingga 15% dari total produksi pertanian di Blora, khususnya padi jagung," ujarnya, Kamis (30/11/2023).

Baca Juga: Arti Sedulur Sikep yang Masih Ada di Pegunungan Kendeng hingga Sekarang

Sayangnya, petani di lereng Pegunungan Kendeng yang menjadi jantungnya pertanian Blora justru terkendala distribusi pupuk bersubsidi. Sampai-sampai, sejumlah petani rela tidak memupuk tanaman mereka.

"Kendala lagi rata-rata tidak pernah memupuk," lanjut Ngaliman.

Untuk mengatasi hal itu, diadakan program Gerakan Sejuta Kotak Umat. Program itu dimulai dengan pembuatan bangunan berbentuk kotak sebagai tempat kotoran hewan ternak. Kemudian, kotoran yang terkumpul diolah menjadi pupuk organik bagi para petani.

Program tersebut sudah berjalan beberapa bulan dengan pendampingan dari Dinas Pertanian Blora. Menurut Ngaliman, para petani di Blora, termasuk di kawasan Pegunungan Kendeng cukup semangat dalam mendukung program Gerakan Sejuta Kotak Umat.

"Pemerintah daerah melalui dinas pertanian hanya membantu probiotik untuk petani. Selebihnya petani berswadaya membiayai pembutan kotak. Namun ada juga kepala desa yang tergerak membantu petaninya berupa terpal plastik," jelas Ngaliman.

Baca Juga: Pegunungan Kendeng Sekarang & Orang Samin: Kebiasaan Lama Sudah Luntur

Load More