Galih Priatmojo
Sabtu, 06 Januari 2024 | 18:02 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali Wayan Koster menandatangani nota kesepahaman (MoU) budaya Jawa-Bali di saksikan Megawati Soekarnoputri, Jumat (16/6/2023). [Dok. DPP PDIP]

Di Pekalongan perolehan suara PNI juga tergolong besar yakni meraup 212.915 suara untuk DPR serta 123.427 untuk konstituante.

Disusul kemudian ada Wonogiri sebagai penyumbang suara terbesar ketiga bagi PNI semasa pemilu 1955 yang mampu meraup suara 167.467 suara untuk DPR dan 175.816 untuk konstituante.

Dalam pemilu yang pertama kali digelar itu, PNI menjadi partai pemenang di Jawa Tengah disusul PKI, NU serta Masyumi.

Dikutip dari derapjuang.id, tokoh-tokoh PNI di Jawa Tengah punya andil besar untuk membentuk wilayah tersebut menjadi kandang banteng

Di antaranya ada Hadisubeno Sosrowerdoyo, Boerhan serta Oemar Said.

Tradisi itupun terus lestari hingga kemunculan PDI yang kemudian bertransformasi menjadi PDI Perjuangan di masa selanjutnya.

Di masa PDI Perjuangan, identitas Jawa Tengah sebagai kandang banteng pun makin kuat lantaran banyak diantara tokoh yang diusungnya menjadi kepala daerah.

Sebut saja Jokowi, FX Rudyatmo, Hendrar Prihadi, Ganjar Pranowo hingga Gibran Rakabuming Raka.  

Ganjar Pranowo yang merupakan loyalis PDI Perjuangan bahkan mampu memenangi Pilkada Jateng dalam dua periode beruntun.

Baca Juga: Libur Nataru, Indosat Layani Puncak Lonjakan Trafik Data 11% di Jawa Tengah dan Yogyakarta

Fakta menarik lainnya yakni semenjak reformasi, Jawa Tengah selalu dipimpin gubernur yang berasal dari PDI Perjuangan yakni dari tahun 1998 hingga 2019. 

Ini yang kemudian secara politik menguatkan identitas Jawa Tengah sebagai kandang banteng. 

Load More