SuaraJawaTengah.id - Jawa Tengah memang menyimpan banyak sejarah di setiap sisinya. Bangunan-bangunan khas Belanda juga masih menjamur di dalamnya.
Misalnya di kabupaten Semarang, terdapat sebuah bangunan tua, yang dulunya merupakan stasiun kereta api yang sangat ramai.
Stasiun tersebut berada di kawasan Pasar Bringin, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. Stasiun tersebut sudah dinonaktifkan sejak tahun 1976.
Kondisinya pun sangat memprihatinkan. Selain tidak terawat, bangunan tua ini juga dipenuhi banyak coretan yang berisi umpatan.
Baru-baru ini, seorang konten kreator pemilik akun @jelajahkuy melawat ke bangunan tua tersebut. Dari video yang dibagikannya, bekas bangunan Stasiun Bringin tersebut telah banyak ditumbuhi ilalang. Cat putih yang mewarnai dinding bangunan tersebut pun tak lagi putih.
Selain itu, atap bangunan tua itu juga mulai rusak. Mirisnya, bangunan yang masuk ke dalam warisan budaya itu juga kehilangan kusen-kusennya. Menurut keterangan warganet, kusen-kusen bangunan tersebut telah raib dijarah oleh tengkulak yang tak bertanggung jawab.
Hal tersebut membuat bangunan bekas stasiun yang merupakan cagar budaya itu telah kehilangan artistiknya dan sejarah peninggalan masa kolonial.
Sejarah Stasiun Bringin: Bukti Indonesia Kaya Akan Hasil Bumi
Dilansir dari laman resmi Kemendikbud, Stasiun Bringin merupakan salah satu bukti bahwa Indonesia memiliki kekayaan hasil bumi.
Baca Juga: Tampil Menawan di BRI Liga 1, Wahyu Prasetyo Pastikan Satu Tempat di Piala Asia 2023
Sistem transportasi kereta api di Indonesia memiliki perjalanan yang cukup panjang. Pembangunan kereta api di Jawa sendiri tidak lepas dari kepentingan-kepentingan strategis kolonial Belanda. Salah satu jaringan yang dibangun adalah jalur Tuntang-Kedungjati.
Selain untuk kepentingan militer, jalur ini juga digunakan untuk mengangkut hasil bumi yang berupa kayu dari wilayah Grobogan, Jawa Tengah.
Hal itu juga erat kaitannya dengan pengukuhan kekuasaan Belanda terhadap Hindia Belanda melalui kebijakan tanam paksa. Hal itu memungkinkan pembukaan lahan perkebunan untuk tanaman komoditas ekspor, seperti tebu, tembakau, kopi, teh, dan sebagainya.
Karena itulah, perusahaan perkeretaapian swasta Belanda pada saat itu, yakni Nederlandsh Indisch Spoorweg Maatschappij (NISM) tertarik untuk membuka jalur di wilayah Kedungjati-Ambarawa.
Jauh sebelum berdirinya Stasiun Bringin, wilayah tersebut terbilang merupakan salah satu daerah terpencil di Semarang. Sebab, lokasinya cukup jauh dari jalan utama penghubung antarkota. Setelah pembangunan stasiun tersebut lah daerah Bringin mulai berkembang setara dengan wilayah di sekitarnya.
Baru pada saat memasuki tahun 1970-an, transportasi angkut kereta kalah pamor dengan bus dan truk. Lantaran hal itu, kelesuan akomodasi kereta api jalur tersebut membuat stasiun ini dinonaktifkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota