SuaraJawaTengah.id - Fenomena alam gerhana matahari dan bulan adalah salah satu fenomena besar bagi umat muslim, karena itu disunnahkan melakukan salat gerhana. Namun, kedua gerhana ini juga dianggap menjadi pertanda besar bila terjadi selama bulan Ramadan.
Gerhana yang terjadi sepanjang bulan Ramadan ini konon merupakan pertanda turunnya Imam Mahdi. Kemunculan Imam Mahdi sendiri kerap dikaitkan dengan tanda-tanda bumi memasuki akhir zaman.
Meski masih menjadi perdebatan di kalangan ulama terkait kemunculan Imam Mahdi, akan tetapi pernyataan Habib Umar bin Hafidz menghebohkan jagat sosial media. Ia mengungkap salah satu tanda kemunculan Imam Mahdi tersebut.
Sebelumnya, ulama Yaman itu menyampaikan bahwa fenomena gerhana matahari acap kali terjadi pada tanggal 9 (awal bulan) atau tanggal 30 (akhir bulan) berdasarkan penanggalan Hijriah.
Pada masa yang akan datang, munculnya gerhana itu akan menyalahi kebiasaan. Menurut Habib Umar, pada masa itulah Imam Mahdi dipercaya telah muncul.
Sementara, Peneliti Pusat Riset Antariksa, Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, menyampaikan bahwa akan terjadi dua fenomena gerhana tersebut di pertengahan dan akhir bulan Ramadan 2024. Diperkirakan gerhana bulan Penumbra akan terjadi pada 24-25 Maret 2024.
Sedangkan gerhana matahari total (GMT) akan terjadi pada 8 April 2024. Hanya saja, kedua fenomena tersebut tidak bisa diamati di Indonesia.
Sontak saja kabar tersebut menghebohkan masyarakat sosial media. Namun, tak sedikit pula ulama yang alih-alih mempersoalkan turunnya Imam Mahdi, justru meminta umat muslim untuk fokus beribadan kepada Allah.
Penjelasan Buya Yahya soal Gerhana
Buya Yahya menjelaskan, kemunculan Imam Mahdi dipercaya sebagai salah satu tanda kiamat kubra. Konon, garis nasab Imam Mahdi akan bersambung hingga Rasulullah SAW melalui Siti Fatimah Azzahra dari Sayyidina Hasan.
Terkait dengan kemunculan Imam Mahdi sebagai tanda kiamat kubra tersebut didasarkan pada hadis sahih. Namun, terdapat sebagian hadis yang menyatakan bahwa terkait hadis kemunculan Imam Mahdi tersebut tidak sampai pada derjat mutawatir.
Terlepas dari hal itu, Buya Yahya menjelaskan bahwa kemunculan Imam Mahdi yang dikaitkan dengan fenomena gerhana di bulan Ramadan tidak ada kaitan langsung. Pasalnya, gerhana adalah fenomena astronomi yang dapat diprediksi oleh manusia.
Sementara, kemunculan Imam Mahdi di muka bumi adalah rahasia Allah SWT. Buya Yahya menegaskan bahwa kemunculan Imam Mahdi tak perlu dicari. Ia meminta umat muslim tetap fokus mempersiapkan diri untuk menghadappi datangnya Imam Mahdi.
“Gak usah dicari. Gak usah nunggu gerhana. Kita menyiapkan diri dengan keimanan. Jika pada waktunya datang Sayyidina Isa, Imam Mahdi, kita akan menjadi pendukungnya,” ungkap Buya Yahya dikutip dari unggahan TikTok @MoodQ.io
Kontributor : Dinnatul Lailiyah
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Lewat RUPSLB, BRI Optimistis Perkuat Tata Kelola dan Dorong Kinerja 2026
-
Kinerja Berkelanjutan, BRI Kembali Salurkan Dividen Interim Kepada Pemegang Saham 2025
-
Ini Tanggal Resmi Penetapan UMP dan UMK Jawa Tengah 2026: Siap-siap Gajian Naik?
-
Melalui BRI Peduli, BRI Hadir Dukung Pemulihan Korban Bencana di Sumatra
-
Mitigasi Risiko Bencana di Kawasan Borobudur, BOB Larang Pengeboran Air Tanah dan Penebangan Masif