Banyak grup wayang orang atau ketoprak yang lahir pada masa itu, hasil bentukan instansi militer macam Kodim. Sebagian lainnya, dibentuk atas inisiasi Lekra, wadah seniman underbow PKI.
Tidak hanya PKI. Partai Nasional Indonesia (PNI), Nahdlatul Ulama (peserta Pemilu 1955), serta Partai Indonesia (Partindo) juga berebut merekrut seniman ketoprak menjadi anggota.
Mereka diajak bergabung dalam wadah lembaga kesenian yang berafiliasi dengan partai-partai itu.
Lembaga Kebudayaan Nasional (LKN) yang berafiliasi ke PNI, Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) yang menginduk ke NU, serta Lembaga Seni Budaya Indonesia dibawah Partindo.
Mayoritas seniman bergabung dalam lembaga kesenian atas keinginan pribadi. Jarang sekali yang masuk mewakili kelompok wayang orang atau ketopraknya.
Melalui pendekatan panjang, Lekra akhirnya berhasil merangkul Badan Kontak Organisasi Ketoprak Seluruh Indonesia (Bakoksi) yang semula berdiri independen.
Hingga pertengahan tahun 1963, Bakoksi mengklaim memayungi 800 kelompok ketoprak yang tersebar antara lain di Temanggung, Pati, Surabaya, Pekalongan, Madiun dan Kediri.
Pada Kongres Ketoprak II di Gedung Kesenian Sriwedari, Solo tahun 1964, Bakoksi menerima konsep kebudayaan yang diusung Lekra.
Lembaga yang semula independen itu kemudian memutuskan berdiri dalam barisan pendukung Manifestasi Politik (Manipol) dibawah komando Presiden Soekarno.
Baca Juga: Benarkah Makanan Olahan Bisa Pengaruhi Menstruasi? Ini Penjelasan Dokter
Koran simpatisan Partai Komunis Indonesia, Mingguan Umum Pesat edisi 5 Agustus 1964 mengumumkan keputusan Kongres Ketoprak II di Solo.
Dalam sembilan butir keputusan kongres, Lekra antara lain mendorong Bakoksi menjadi pelopor pembaruan kesenian ketoprak sesuai tuntutan Gerakan Revolusioner Rakyat.
“Kongres membenarkan pendirian jang menjatakan, bahwa untuk mengadakan gerakan pembaruan drama ketoprak pertama-tama harus dilakukan pendidikan dan pembadjaan diri seniman ketoprak, untuk menerima pendidikan teori revolusioner terutama tentang filsafat revolusioner.”
Masih dalam edisi Mingguan Umum Pesat itu, Lekra mengumumkan susunan Sekretariat Pimpinan Pusat Bakoksi. Sudjadi didudukan sebagai Ketua dan Wakilnya, Nyonya Rukinah.
Tak sampai setahun dari Kongres Ketoprak II di Solo, pecah prahara politik September 1965 di Jakarta. PKI dan seluruh sayap politiknya dibasmi.
Para seniman ketoprak yang tergabung dalam Bakoksi, ikut diburu dan ditangkap. Bernasib sama dengan para aktivis Lekra, sebagian besar mereka dipenjara di camp tahanan politik atau dibuang ke Pulau Buru.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota
-
Bukan Cuma Sepak Bola! Intip Keseruan dan Kekompakan Jurnalis Semarang di Tiba Tiba Badminton 2025
-
7 Jalur Trek Lari di Purwokerto, Syahdyu untuk Melepas Penat dan Menjaga Kebugaran