SuaraJawaTengah.id - Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah kembali menjadi sorotan setelah video permintaan maaf dan pengumuman penarikan lagu band Sukatani viral di media sosial. Dugaan adanya intimidasi dari kepolisian terhadap dua personel band punk asal Purbalingga itu mencuat.
Sebelumnya, sejumlah peristiwa telah menempatkan Polda Jawa Tengah dalam pusaran kritik. Berbagai persoalan berkaitan dengan dugaan kinerja kepolisian yang tidak profesional hingga indikasi keterlibatan dalam politik praktis selama Pilpres dan Pilkada.
Berikut lima kasus dan kontroversi yang terjadi di Polda Jateng dalam setahun terakhir:
1. Dugaan Intimidasi terhadap Band Sukatani
Baca Juga: 4 Fakta Kasus Remaja yang Diarak Warga karena Mencuri Pisang
Anggota kepolisian di bawah Polda Jateng diduga berada di balik permintaan maaf band Sukatani atas lagu berjudul Bayar Bayar Bayar, yang berisi kritik tajam terhadap institusi kepolisian. Selain meminta maaf, band tersebut juga menyatakan lagu itu ditarik dari peredaran.
Setelah kasus ini viral, pihak kepolisian membantah adanya tekanan terhadap Sukatani. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jateng, Komisaris Besar Artanto, menyebut bahwa kepolisian hanya melakukan klarifikasi terhadap band tersebut. Namun, ia tidak menjelaskan secara detail waktu dan tempat klarifikasi itu dilakukan.
Terbaru, Divisi Profesi dan Pengamanan Polda Jawa Tengah dikabarkan tengah memeriksa empat anggota Direktorat Reserse Siber atas dugaan intimidasi terhadap Sukatani.
2. Penembakan Gamma dan Dugaan Rekayasa Kasus
Gamma Rizkynata Oktafandy, seorang siswa SMK di Semarang, tewas setelah ditembak oleh anggota kepolisian pada 24 November 2024. Awalnya, Kapolrestabes Semarang, Komisaris Besar Irwan Anwar, menyebut Gamma sebagai pelaku tawuran dan anggota geng yang menyerang seorang anggota kepolisian bernama Robig. Irwan menyatakan bahwa Robig terpaksa menembak Gamma untuk membela diri.
Baca Juga: Waspada! Cuaca Ekstrem Berpotensi Landa Jateng 3 Hari Kedepan
Namun, hasil penyelidikan Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Jawa Tengah justru mengungkap bahwa penembakan tersebut tidak berkaitan dengan tawuran. Kepala Bid Propam Polda Jateng, Kombes Aris Supriyono, menyatakan bahwa insiden itu terjadi karena adanya insiden di jalan raya, bukan upaya pembubaran tawuran seperti yang semula diklaim oleh kepolisian.
Kepolisian Daerah Jawa Tengah membebaskan 4 remaja yang sempat ditetapkan sebagai tersangka dugaan tawuran dalam kasus kematian Gamma Rizkynata Oktafandy yang ditembak oleh anggota Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Semarang, Aipda Robig Zaenudin.
Polisi pun belakangan menyatakan kematian Gamma tidak berhubungan dengan tawuran tersebut. Tak terima dengan putusan tersebut, Robig mengajukan banding pada Jumat, 13 Desember 2024.
3. Dugaan Penggelapan Barang Bukti Narkoba
Lima anggota Direktorat Reserse Narkoba Polda Jawa Tengah ditangkap atas dugaan penyalahgunaan barang bukti narkoba. Mereka diduga memotong jumlah barang bukti sabu dari beberapa pengungkapan kasus narkoba.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Tempo, beberapa kasus menunjukkan adanya pengurangan barang bukti sebelum diserahkan kepada penyidik. Dalam kasus di Karanganyar pada Mei 2024, misalnya, dari total 170 gram sabu yang diamankan, hanya 100 gram yang diserahkan kepada penyidik. Praktik serupa diduga terjadi dalam kasus lainnya di Tegal dan daerah lain di Jawa Tengah.
4. Lambannya Pengusutan Kematian Darso
Darso, warga Semarang, meninggal dunia setelah dijemput oleh anggota Polresta Yogyakarta pada 21 Desember 2024. Keluarga menduga Darso mengalami penganiayaan saat dalam tahanan kepolisian. Sebelum meninggal, ia sempat menceritakan kepada beberapa orang bahwa dirinya mengalami kekerasan fisik.
Meskipun ada dugaan kuat keterlibatan aparat, hingga kini polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus kematian Darso.
5. Dugaan Perintah Komentar Positif di Video Kapolda
Saat Pilkada Jawa Tengah 2024, beredar video yang menunjukkan Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, tampak enggan menyalami calon gubernur Andika Perkasa. Video tersebut menjadi viral di media sosial.
Setelah video itu ramai diperbincangkan, beredar pula dugaan adanya instruksi kepada jajaran kepolisian di wilayah Jawa Tengah untuk memberikan komentar positif di unggahan balasan. Perintah tersebut disebut-sebut berasal dari Kabid Humas Polda Jateng dan ditujukan kepada pejabat utama serta Kapolrestabes di wilayah Jawa Tengah.
Di tengah kontroversi ini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa pihaknya tidak anti terhadap kritik. Ia menyebut bahwa kritik seharusnya diterima dengan sikap terbuka, selama didasarkan pada fakta dan disertai dengan penjelasan yang memadai.
Kontributor : Dinar Oktarini
Berita Terkait
-
Kasus Hukum Berlanjut, Evelin Eks Kuasa Hukum Anak Bos Prodia Dipanggil Polisi Usai Ditetapkan Tersangka
-
Lagu Band Sukatani Kini Ada Versi Bahasa Inggris, Netizen: Disuruh Klarifikasi Nggak Ya?
-
Perkara Nabrak Bebek Pria Dipenjara, Polisi Sebut Cuma 'Guyon'
-
Kontroversi Lagu 'Bayar Bayar Bayar' Band Sukatani, Melly Goeslaw Justru Puji Lirik yang Berisi Kritik
-
Kapolri Ingin Band Punk Sukatani Duta Polri, DPR: Itu Menandakan...
Terpopuler
- Bandingkan Menu Makanan Gratis Demo Indonesia Gelap dengan MBG, Publik: Gak Perlu Drama Efisiensi..
- Baru 5 Bulan Cerai, Nisya Ahmad Dirangkul Mesra Seorang Pria, Diduga Kuasa Hukumnya Sendiri
- Sherly Tjoanda Kebanting, Segini Harta Kekayaan Trisal Tahir: Wali Kota Terkaya Indonesia
- Sempat Berseteru Dengan Arumi Bachsin, Ini Kabar Terbaru Maria Lilian Pesch
- Firdaus Oiwobo Minta Maaf ke Hotman Paris: I Love You, Mudah-mudahan Enggak Marah ke Gue
Pilihan
-
Naturalisasi Jairo Riedewald Tidak Diproses!
-
100 Hari Kerja Rudy-Seno: Penerima Program Pendidikan Gratis Segera Diumumkan
-
Profil Dean James: Arek Surabaya, Jagoan Go Ahead Eagles
-
Rusun ASN di IKN Hadir dengan Kualitas Apartemen, Harga Terjangkau
-
7 Rekomendasi HP Terbaik di Bawah Rp 10 Juta Februari 2025, Performa dan Fitur Flagship
Terkini
-
7 Bupati Terkaya di Jawa Tengah yang Resmi Dilantik, Siapa Paling Tajir?
-
Skandal Bertubi-tubi Polda Jateng: Dari Penembakan Gamma hingga Intimidasi Band Sukatani
-
17,9 Juta Pemudik Diprediksi Masuk Jateng pada Lebaran 2025, Pemprov Optimalkan Perbaikan Jalan
-
Vokalis Band Sukatani Dipecat dari Guru SD, Yayasan Al Madani Buka Suara!
-
Kepala Daerah Kader PDIP Akhirnya Masuk Retreat, Pramono Anung: Hasil Komunikasi dengan Ketua Umum dan DPP