Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 12 Maret 2025 | 12:49 WIB
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo. [ANTARA/Dokumentasi Pribadi]

Prakiraan Cuaca dan Faktor Iklim

Lebih lanjut, BMKG menjelaskan bahwa kondisi iklim global dan regional turut berpengaruh terhadap pola cuaca di Indonesia. Berdasarkan pemantauan BMKG, indeks Indian Ocean Dipole (IOD) dan El Nino-Southern Oscillation (ENSO) pada akhir Februari 2025 menunjukkan kondisi netral dengan indeks IOD 0,075.

Fenomena La Nina lemah juga terdeteksi dengan anomali suhu permukaan laut sebesar minus 0,08. Diperkirakan, kondisi ini akan terus berlanjut hingga pertengahan tahun 2025, sebelum akhirnya memasuki fase netral pada Maret hingga Mei 2025.

Sementara itu, suhu permukaan laut di perairan Indonesia pada periode Maret hingga Juli 2025 diperkirakan lebih hangat, dengan anomali berkisar antara 0 hingga 1 derajat Celcius. Hal ini dapat berkontribusi terhadap meningkatnya curah hujan di beberapa wilayah.

Baca Juga: Jateng Prioritaskan Desa! Luthfi Janjikan Ini untuk Kesejahteraan Masyarakat

“Secara umum, seluruh wilayah Jawa Tengah saat ini masih berada dalam musim hujan. Puncaknya terjadi pada Januari dan Februari 2025, tetapi hujan dengan intensitas tinggi masih dapat terjadi di beberapa daerah hingga Maret,” pungkas Teguh.

Dengan kondisi cuaca yang masih basah, BMKG mengingatkan masyarakat untuk selalu memperhatikan peringatan dini cuaca dan melakukan persiapan jika tinggal di daerah rawan bencana. Pemerintah daerah diharapkan terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada warga agar mereka dapat lebih siap menghadapi potensi dampak dari cuaca ekstrem yang masih mungkin terjadi.

Load More