Budi Arista Romadhoni
Selasa, 15 April 2025 | 12:58 WIB
Direktur Utama RS dr. Kariadi Semarang Agus Akhmadi [ANTARA/I.C. Senjaya]

SuaraJawaTengah.id - Harapan hidup bagi para penderita kanker darah di Indonesia kini semakin terbuka. Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi Semarang, Jawa Tengah resmi menjadi satu-satunya fasilitas kesehatan di Tanah Air yang menyediakan layanan cangkok sumsum tulang.

Hal itu tentu menjadi kabar bahagia dan tidak perlu berobat hingga ke luar negeri. Selain itu, ini menjadi terobosan penting dalam layanan kesehatan nasional, yang sebelumnya mengandalkan rumah sakit luar negeri untuk tindakan medis tingkat lanjut seperti ini.

Perlu diketahui, penyakit cangkok sumsum tulang atau bone marrow transplant adalah salah satu terapi utama untuk penyakit seperti leukemia, limfoma, dan gangguan darah lainnya.

Selama ini, pasien di Indonesia kerap harus terbang ke negara-negara seperti Singapura atau Malaysia untuk mendapatkan tindakan kesehatan ini. Selain biaya yang tinggi, proses administrasi dan keberangkatan juga sering menyulitkan pasien dan keluarga.

Kini, harapan itu hadir lebih dekat. Direktur Utama RS Kariadi, Dr. Agus Akhmadi, menyampaikan bahwa rumah sakit yang ia pimpin telah mendapatkan Surat Keputusan resmi dari Menteri Kesehatan untuk memberikan layanan cangkok sumsum tulang secara mandiri.

"RS Kariadi sudah menerima SK dari Menteri Kesehatan yang menetapkan kami sebagai rumah sakit rujukan nasional untuk layanan transplantasi sumsum tulang. Ini merupakan pencapaian yang luar biasa bagi kami, dan tentu menjadi kabar baik bagi masyarakat luas,” kata Agus dalam konferensi pers di Semarang, Selasa (15/4/2025).

Layanan ini didukung oleh tenaga medis yang telah mendapatkan pelatihan khusus di Barcelona, Spanyol, serta fasilitas pendukung berstandar internasional. Para dokter dan perawat yang terlibat merupakan spesialis dan subspesialis hematologi-onkologi yang berpengalaman menangani pasien dengan kondisi medis berat dan kompleks.

"Kami menyiapkan tim yang kuat, tidak hanya dari sisi medis, tapi juga psikologis dan sosial. Pasien yang menjalani transplantasi sumsum tulang membutuhkan dukungan menyeluruh," ujar Agus.

Meskipun biaya tindakan ini masih tergolong tinggi, yakni sekitar Rp500 juta, Agus menjelaskan bahwa hal tersebut masih jauh lebih murah dibandingkan jika dilakukan di luar negeri. Menurutnya, sebagian besar biaya berasal dari proses medis yang rumit dan penggunaan alat-alat canggih.

Baca Juga: Kisah Horor Rumah Sakit di Purwokerto: Banyak Hantu Menyerupai Dokter?

"Biayanya mahal bukan karena jasa dokternya, tetapi karena prosesnya sangat kompleks, dari persiapan hingga pascatindakan. Namun kami tetap berusaha mencari jalan agar layanan ini bisa semakin terjangkau," katanya.

Sejak layanan ini dimulai, sudah ada 56 pasien yang menjalani prosedur transplantasi di RS Kariadi. Angka survival rate atau tingkat kelangsungan hidup pasien mencapai sekitar 50 persen, sebuah capaian yang cukup signifikan untuk tindakan medis yang tergolong tinggi risiko.

"Ini adalah langkah awal. Kami akan terus melakukan evaluasi dan peningkatan mutu agar angka kesembuhan bisa lebih tinggi lagi," ujarnya.

Agus juga menyampaikan harapannya agar ke depan pemerintah melalui BPJS Kesehatan dapat mempertimbangkan skema pembiayaan untuk transplantasi sumsum tulang, sehingga lebih banyak masyarakat dari berbagai latar belakang ekonomi bisa mengakses layanan ini.

"Ini bukan hanya soal teknologi medis, tetapi juga soal keadilan akses terhadap layanan kesehatan. Kami ingin masyarakat Indonesia bisa mendapatkan pengobatan terbaik tanpa harus pergi ke luar negeri," tegasnya.

Dengan adanya layanan ini, RS Kariadi tidak hanya menegaskan posisinya sebagai rumah sakit rujukan utama di wilayah tengah Indonesia, tetapi juga sebagai simbol harapan baru bagi para pejuang kanker darah di seluruh nusantara.

Load More