Budi Arista Romadhoni
Rabu, 01 Oktober 2025 | 13:35 WIB
Ilustrasi weton wage menurut primbon jawa. [ChatGPT]
Baca 10 detik
  • Orang Wage dilarang menyakiti hati orang tua, sebab restu jadi sumber lancarnya aliran rezeki.
  • Ucapan Wage diyakini kuat, janji palsu atau kata kasar bisa jadi bumerang dan hambat keberkahan.
  • Serakah tanpa sedekah bikin rezeki macet; berbagi justru menjaga aliran berkah tetap jernih.

SuaraJawaTengah.id - Pernah merasa sudah bekerja keras siang dan malam, tapi hasilnya selalu saja tidak sebanding dengan usaha? Atau rezeki datang sebentar lalu menghilang begitu saja?

Dalam kepercayaan Jawa, hal ini bisa jadi berkaitan dengan weton seseorang. Khususnya bagi mereka yang lahir di weton Wage, ada tiga pantangan besar yang diyakini bisa memengaruhi aliran rezeki dan keberkahan hidup.

Menurut catatan leluhur Jawa, larangan ini bukan sekadar mitos, tetapi pagar agar energi besar yang dimiliki orang Wage tidak berubah menjadi bumerang.

Jika dijaga, mereka bisa jadi sumber berkah bagi keluarga dan lingkungan. Namun jika dilanggar, hidup bisa terasa lebih berat, rezeki seret, hingga peluang baik menjauh.

Sebagaimana dikutip dari YouTube Weton Sakti, berikut rangkuman tiga larangan utama weton Wage yang sebaiknya tidak dianggap enteng.

1. Jangan Menyakiti Hati Orang Tua

Pantangan pertama bagi orang Wage adalah dilarang keras menyakiti hati orang tua. Baik melalui ucapan kasar maupun perbuatan, tindakan ini diyakini bisa menutup pintu rezeki seketika.

Dalam primbon Jawa, restu orang tua ibarat sumber mata air rezeki. Selama alirannya lancar, hidup akan lebih mudah, usaha lebih cepat berhasil, bahkan masalah pelik pun terasa ringan.

Namun sekali hati orang tua terluka, aliran rezeki itu bisa terhenti.

Baca Juga: Terlahir Jadi Pemimpin! 5 Weton Ini Punya Ambisi Baja dan Haus Kekayaan Menurut Primbon Jawa

Banyak kisah nyata yang diceritakan turun-temurun, di mana orang Wage yang sebelumnya hidup makmur mendadak jatuh terpuruk setelah berselisih dengan orang tua.

Sebaliknya, ketika hubungan diperbaiki dan doa restu kembali didapatkan, jalan rezeki pun terbuka lagi.

Karena itu, pesan leluhur jelas: jaga hubungan dengan orang tua, jangan biarkan ego atau keras kepala membuat Anda kehilangan berkah terbesar dalam hidup.

2. Jangan Sembarangan Bicara dan Janji

Larangan kedua adalah berhati-hati dalam berbicara dan berjanji. Orang Wage dipercaya memiliki kekuatan ucapan yang lebih besar daripada weton lainnya. Apa yang keluar dari mulut bisa menjadi doa, tapi juga bisa menjadi bumerang.

Ucapan kasar, sumpah serapah, atau janji palsu sangat berisiko bagi orang Wage. Banyak yang hidupnya tersendat bukan karena malas bekerja, melainkan karena lidah yang tidak terjaga.

Kepercayaan pelanggan hilang, hubungan sosial memburuk, dan perlahan aliran rezeki ikut terhambat.

Pepatah Jawa mengatakan “Wong Wage aja sembrana anggoning ucap, jalaran tembung iku wujud”.

Artinya, orang Wage jangan sembarangan berbicara karena setiap kata bisa mewujud nyata. Dengan menjaga lisan, mereka tidak hanya melindungi diri dari konflik, tapi juga membuka pintu berkah yang lebih luas.

3. Jangan Serakah dan Abaikan Sedekah

Pantangan terakhir adalah menghindari sifat serakah dan tidak melupakan sedekah. Orang Wage umumnya memiliki energi rezeki yang deras. Namun bila terlalu sibuk menimbun untuk diri sendiri tanpa berbagi, aliran itu bisa tersumbat.

Dalam tradisi Jawa, rezeki dianalogikan seperti air. Jika hanya ditampung, lama-lama akan keruh dan tak berguna. Tetapi jika dialirkan, ia tetap jernih dan memberi manfaat. Begitu pula dengan harta: jika dibagi lewat sedekah, ia akan stabil dan membawa keberkahan.

Banyak kisah orang Wage yang usahanya hancur bukan karena gagal berdagang, tetapi karena lupa berbagi. Sebaliknya, mereka yang rutin sedekah meski kecil justru dilindungi dari kesulitan mendadak.

Uang yang keluar untuk membantu sesama diibaratkan benih yang akan tumbuh berlipat ganda menjadi keberkahan tak terduga.

Akibat Fatal Jika Melanggar

Lalu bagaimana jika tiga larangan ini dilanggar sekaligus? Leluhur Jawa menggambarkannya dengan pepatah: “Wage sing langgar kaya wit ora oyot” — orang Wage yang melanggar ibarat pohon tanpa akar, rapuh dan mudah tumbang.

Hidup bisa terasa kering tanpa restu orang tua, kepercayaan dari orang lain hilang karena ucapan tak terjaga, dan aliran rezeki terhenti karena sifat serakah.

Tidak jarang muncul masalah rumah tangga, kesehatan yang memburuk, hingga usaha yang bangkrut.

Namun kabar baiknya, pintu perbaikan selalu terbuka. Dengan memperbaiki hubungan dengan orang tua, menjaga ucapan, dan rajin bersedekah, rezeki yang seret bisa kembali lancar. Banyak orang Wage yang bangkit setelah menyadari dan memperbaiki kesalahannya.

Tiga larangan Wage mungkin terdengar sederhana: jangan menyakiti orang tua, jangan sembarangan bicara atau berjanji, serta jangan serakah dan lupakan sedekah.

Namun dampaknya luar biasa. Menjaga larangan ini berarti menjaga akar kehidupan agar tetap kokoh, berbuah, dan membawa manfaat.

Bagi Anda yang lahir di weton Wage, atau memiliki pasangan, anak, maupun sahabat Wage, penting untuk selalu mengingatkan pantangan ini.

Karena dengan menjaganya, hidup bukan hanya dipenuhi keberuntungan, tetapi juga keberkahan yang meluas untuk orang-orang sekitar.

Kontributor : Dinar Oktarini

Load More