SuaraJawaTengah.id - Provinsi Jawa Tengah tengah berpacu dengan waktu untuk merealisasikan target ambisius bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 21,32 persen pada akhir tahun ini.
Upaya percepatan Net Zero Emission (NZE) ini tidak lagi hanya menjadi urusan pemerintah daerah, melainkan telah menemukan momentum dari komitmen sektor industri yang bertindak sebagai motor penggerak transisi energi.
Hingga tahun 2024, Jawa Tengah telah berhasil memanfaatkan 18,33 persen EBT dalam penggunaan energinya, angka yang semakin mendekati target berkat dukungan kebijakan Perda No. 12/2018 tentang Rencana Umum Energi Daerah (RUED).
Pemerintah Provinsi sendiri terus memaksimalkan potensi kewilayahan, seperti pengembangan mikrohidro di Banyumas, energi bayu (angin) di Demak dan Brebes, serta energi panas bumi di Wonosobo dan Tegal.
Langkah ini berjalan beriringan dengan inisiatif sektor swasta, salah satunya Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia), yang baru saja meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap berkapasitas 1,2 MWp di Pabrik Semarang.
Instalasi yang dibangun di atas lahan 13.722 m² dengan 2.197 modul surya ini mampu menyuplai sekitar 17 persen kebutuhan energi harian pabrik dan secara signifikan menurunkan emisi hingga 1.700 ton COe per tahun.
Sujarwanto Dwiatmoko, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah, menyambut baik kontribusi korporasi ini. Ia menilai langkah industri yang mulai memanfaatkan energi hijau adalah cerminan dari kolaborasi yang didorong pemerintah daerah.
"[Apa yang dilakukan CCEP Indonesia] ini pas dengan apa yang terus kita dorong. Mulai menggunakan air sebagai sumber bahan baku yang berkelanjutan, sambil memelihara Daerah Aliran Sungai (DAS) sehingga suplai airnya tetap ada, industrinya juga menggunakan energi yang ramah lingkungan. Langkah-langkahnya bagus," kata Sujarwanto pada Kamis (6/11/2025).
Insentif dan Tuntutan Global Dorong Energi Bersih
Baca Juga: Banjir Kaligawe Semarang Surut, Proyek Pengendalian Jangka Panjang Dikebut
Keputusan perusahaan seperti CCEP Indonesia untuk beralih ke energi bersih didorong oleh strategi keberlanjutan jangka panjang yang didasari dua faktor utama: insentif domestik dan tuntutan pasar global.
Natasha Gabriella, Head of Sustainability CCEP Indonesia, menjelaskan bahwa faktor pendorong internal mencakup inovasi produk PLN seperti Green Tariff dan Renewable Energy Certificate (REC) yang menjanjikan beban investasi EBT yang jauh lebih rendah.
Di sisi lain, faktor penarik eksternal adalah regulasi internasional di Uni Eropa dan Amerika Serikat yang mewajibkan perhitungan emisi karbon dan potensi penerapan pajak karbon.
"Kami percaya jika kami ingin bisnis kami bertahan untuk jangka panjang, bukan hanya 5-10 tahun tapi mungkin hingga 100 tahun dari sekarang, memang harus dilakukan secara berkelanjutan," ujar Natasha.
Saat ini, melalui kombinasi instalasi PLTS (termasuk yang telah beroperasi 7,2 MWp di Bekasi dan 2,4 MWp di Pasuruan) dan pembelian REC dari PLN, sekitar 29,5 persen konsumsi listrik CCEP Indonesia berasal dari energi terbarukan.
Dukungan Penuh PLN dan Kuota PLTS Industri
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
Terkini
-
Tragedi Maut di Tol Krapyak: Bus Cahaya Trans Terguling, 15 Penumpang Tewas
-
Jaringan XL Ultra 5G Resmi Mengudara di Semarang
-
Pesantren Darul Amanah dan STAIDA Kendal Raih Penghargaan Bergengsi
-
BRI Group Satukan Langkah untuk Sumatra, Galang Solidaritas dan Donasi Pascabencana
-
Aktif Bangun Desa, Semen Gresik Jadi TOP Kontributor CSR Jawa Tengah 2025