Sambut Hari Film Nasional, CLC Purbalingga Gelar Pemutaran Film Pendek AMD

Secara bersamaan, film ABRI Masuk Desa juga diputar di Gedung Perpustakaan Universitas Teknologi Sumbawa, NTB bekerjasama dengan Sumbawa Cinema Society (SCS).

Chandra Iswinarno
Senin, 25 Maret 2019 | 10:23 WIB
Sambut Hari Film Nasional, CLC Purbalingga Gelar Pemutaran Film Pendek AMD
Salah satu adegan Film AMD. [Dok. Cinema Lovers Community Purbalingga]

SuaraJawaTengah.id - Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga akan menggelar pemutaran perdana film pendek fiksi berjudul ABRI Masuk Desa (AMD) di GOR Mahesa Jenar, Purbalingga, Jawa Tengah pada Sabtu (30/3/2019).

Film yang diproduksi Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jaringan Kerja Film Banyumas Raya (JKFB) dan CLC Purbalingga tersebut digelar dalam agenda Bioskop Rakyat sekaligus untuk memperingati Hari Film Nasional (HFN) ke-69 yang jatuh tepat pada 30 Maret.

Kisah Film tersebut berlatar belakang Pemilu 1997 di masa Orde baru. Diceritakan, kedatangan Fajar, yang merupakan aktifis mahasiswa, dari kota tempat kuliahnya, terpantau tentara yang bermarkas di balai desa menjelang Pemilu 1997.

Sikap Fajar yang menolak Pemilu dengan mengampanyekan Golput (Golongan Putih). Sehingga, cukup alasan bagi tentara untuk menangkap Fajar dengan membenturkan sesama pemuda desa.

Baca Juga:Digandrungi ABG, Atta Halilintar Bikin Sandiaga Uno Malu Nih!

Sutradara film AMD, Bowo Leksono mengatakan dalam film pendek berdurasi 13 menit tersebut dialognya menggunakan Bahasa Jawa Banyumasan. Bowo mengemukakan cerita dalam film tersebut diangkat dari kisah nyata.

"Kejadiannya di salah satu desa di Purbalingga menjelang Pemilu terakhir di masa Orde Baru," ujar Bowo, Senin (25/3/2019).

Bowo mengemukakan, film tersebut diproduksi untuk menawarkan sedikit kisah sejarah Orba kepada generasi milenial yang cenderung abai pada sejarah-sejarah kelam di Indonesia.

"Sejarah kelam di akhir kekuasaan Orba saja kurang memahami, terlebih sejarah awal terbentuknya orde yang berkuasa selama 32 tahun itu. Saya pikir, salah satunya kurangnya membaca. Nah, sejarah dalam kemasan film bisa menjadi pilihan renyah dalam mempelajari sejarah," tuturnya.

Selain pemutaran film yang dilanjutkan bincang-bincang, juga berbagai tampilan kesenian yang melibatkan seniman-seniman asal Purbalingga. Seperti pementasan monolog berjudul Menjelang Pesta Kebun, pembacaan puisi dan penampilan musik berlatar ‘98.

Disamping itu, suguhan ngopi gratis dari Kopi Manik Desa Losari, Kecamatan Rembang, Purbalingga persembahan Bela-Beli Purbalingga.

Baca Juga:Cuma Bawa e-KTP, Kakek Kris Kecewa Tak Bisa Naik MRT

Secara bersamaan, film AMD juga diputar di Gedung Perpustakaan Universitas Teknologi Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) bekerjasama dengan Sumbawa Cinema Society (SCS).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak