Serbu Masjid dan Buang Alquran ke Sumur, Anal Ternyata Sakit Hati

Ia ingin melanjutkan pendidikan di ponpes, tapi ditolak oleh pengasuh ponpes."

Reza Gunadha
Senin, 25 Maret 2019 | 15:49 WIB
Serbu Masjid dan Buang Alquran ke Sumur, Anal Ternyata Sakit Hati
Masjid Daarussalam di RT5/RW2 Desa Buniayu, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, diserbu orang tak dikenal, Kamis (21/3/2019) dini hari. [dok.Polres Banyumas]

SuaraJawaTengah.id - Motif penyerangan Masjid Jami Daarussalam dan kompleks Pondok Pesantren Miftahul Falah di Desa Buniayu, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (21/3) pekan lalu, akhirnya terungkap.

Penyerangan masjid dan perusakan puluhan kitab kuning serta Alquran tersebut dilakukan oleh Anal Rojikun, pemuda berusia 31 tahun warga Desa Bumiagung, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen.

Kepada polisi, Anal yang ditangkap sehari setelah kejadian, mengatakan motif penyerangan tersebut adalah sakit hati.

“Berdasarkan hasil olah TKP dan keterangan saksi-saksi yang kami cocokkan, rangkaian kejadian perusakan itu dilakukan oleh tersangka AR seorang diri. Tersangka kami tangkap di rumahnya sekitar pukul 21.00 WIB, Jumat (22/3),” kata Kapolres Banyumas Ajun Komisaris Besar Bambang Yudhantara seperti diberitakan Satelitpost.com—jaringan Suara.com, Senin (25/3/2019).

Baca Juga:Pegadaian Kerja Sama dengan BPKH Kelola Keuangan Haji

Ia mengatakan, Anal sakit hati terhadap pengasuh Ponpes Miftahul Falah dan juga kepada Kiai Abdul Majid‎. Pelaku melampiaskan sakit hatinya dengan merusak sarana ponpes dan tempat ibadah.

Bambang mengatakan, tersangka pernah menjadi  santri di Ponpes Miftahul Falah yang diasuh Kiai Daelami. Setelah keluar ponpes beberapa tahun lalu, ia kembali lagi dengan perilaku yang dinilai tak normal.

“Ia ingin melanjutkan pendidikan di ponpes, tapi ditolak oleh pengasuh ponpes. Kemudian ia pindah mengaji di TPQ Daarussalam pimpinan Kiai Abdul Majid. Di sana juga dia mendapat penolakan karena kondisi kejiwaannya yang dirasa tidak pas. Penolakan-penolakan tersebut akhirnya menimbulkan kebencian dan sakit hati,” kata Bambang.

Perbuatan yang dilakukan tersangka telah direncanakan sebelumnya. Hal Ini juga diperkuat dengan keterangan keluarga dan masyarakat sekitar, yang sempat berkomunikasi dengan tersangka.

“Jadi tidak ada motif lain, tidak ada motif yang macam-macam selain motif sakit hati,” ujarnya.

Baca Juga:Komisi VII Temukan Penyimpangan Pengelolaan Limbah di Riau

Bambang mengatakan, bakal berkonsultasi dengan sejumlah ahli kejiwaan untuk melakukan penilaian  terhadap tersangka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini