SuaraJawaTengah.id - Banyak yang tidak menyangka bahwa Rofij Asharudin (22) akan melakukan aksi nekat bom bunuh diri. Aksi itu dilakukan tepat di depan Pospam Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng), Senin (3/6/2019) malam sekira pukul 22.30 WIB. Apesnya, aksi tersebut gagal dilakukan dan Rofik tidak tewas.
Berikut sejumlah fakta terkait sosok Rofik Asharudin.
1. Sosok Pendiam
Para tetangga Rafik seketika terperangah ketika mengetahui bahwa Rofik merupakan pelaku bom bunuh diri di depan Pospam Kartasura. Selama ini, para tetangga mengenal Rofik sebagai sosok yang cukup pendiam. Pergaulan Rofik juga tidak jauh berbeda dengN teman sebayanya
Remaja lulusan MAN 2 Solo itu, juga mengikuti berbagai kegiatan remaja di kampung. Seperti nyinom, karang taruna dan beberapa kegiatan lainnya. Hanya saja, beberapa warga memang mengatakan bahwa Rofik adalah sosok pendiam.
2. Penjual Gorengan
Setelah lulus dari MAN 2 Solo tahun 2016 lalu, Rofik sempat berjualan gorengan di Solo. Diantaranya molen dan aneka jenis gorengan lainnya. Semenjak itulah, sikap Rofik diketahui warga sudah mulai berubah. Seperti sudah jarang salah berjamaah dan mengikuti kegiatan lain.
Kepribadian Rofik juga semakin tertutup. Tidak banyak yang mengetahui mengenai penyebab dari berubahnya sikap Rofik tersebut. Hanya saja, ada yang menduga pertemuannya dengan temannya di Solo menjadi salah satu penyebabnya.
"Ya sejak berjualan gorengan dan bertemu teman di Solo itu, Rofik mulai berubah," kata Ketua RT 001 RW 001, Kranggan Kulon, Wirogunan, Sukoharjo, Joko Suwanto (49).
3. Menolak Pancasila
Hal yang tidak kalah aneh adalah sikap Rofik yang terlihat mulai radikal. Dia bahkan diketahui menolak Pancasila. Hal ini diketahui dari teman-teman seangkatan Rofik sewaktu di MAN 2 Solo. Bahwa, salah satu alasan Rofik tidak jadi masuk kuliah di IAIN adalah karena adanya mata kuliah Pancasila.
"Setelah ada kejadian ini baru dilakukan penelusuran. Dari keterangan teman-temannya diketahui bahwa Rofik pernah menolak mata kuliah Pancasila," kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Solo, Syamsul Bakri.
4. Suka membaca buku radikal
Selain tidak mau menerima mata kuliah Pancasila, ternyata Rofik juga diketahui suka membaca buku-buku mengenai paham radikal. Kegemaran Rofik ini sudah diketahui sejak masih duduk di bangku SMA.
"Dari teman-temannya juga mengatakan kalau dulu Rofik juga sering membaca buku berbau radikal," kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Solo, Syamsul Bakri.
5. Rajin mengaji dan salat berjemaah
Sebelum menjadi pelaku aksi bom bunuh diri, sosok Rofik dikenal rajin beribadah. Mulai dari mengaji sampai dengan salat berjemaah di masjid yang berada tidak jauh dari rumahnya.
Menurut Sri Rohani (48) Rofik sangat rajin membaca Alquran. Mulai dari pagi, siang bahkan juga malam hari. Setiap ada kesempatan,Rofik sering menggunakannya untuk mengaji.
"Kadang mengaji sendiri, kadang juga dengan ayahnya. Dia juga rajin salat berjamaah di masjid," ungkap Sri.
Kontributor : Ari Purnomo
Baca Juga:Ini Barang Bukti yang Disita Polisi Dari Rumah Rofik Asharudin