Sialnya, sang adik lupa memberikan surat tersebut dan tertinggal di kantong seragamnya.
"Seragamnya dicuci ibunya lalu ketahuan ada surat itu, si ibu kakak kelas ini melaporkan ke BK. Dapet poin lagi lah murid saya ini karena dinilai murid saya yang kirim duluan," tambahnya.
Kasus ketiga, saat foto selfie AN dengan siswa laki-laki lainnya diketahui langsung oleh ibunya sendiri. Menurut si guru les, foto itu tidak seronok, biasa saja.
Guru les AN menjelaskan, "Saya cukup kaget ibu murid saya sendiri yang melaporkan foto anak itu ke guru BK dengan maksud bisa nasehati anaknya dan diinfokan ke ibu anak laki-laki agar dinasehati juga. Tapi kok sekolah malah nambah poin semakin banyak kepada murid saya".
Baca Juga:Siswa Dikeluarkan karena Ucapkan Selamat Ultah, KPAI: Sekolah Berlebihan!
AN diberi sanksi skors beberapa minggu pada awal kelas VIII. Setelah Ujian Tengah Semester (UTS), sekolah berniat mengeluarkan siswi tersebut.
Ibu AN mengajukan banding atas keputusan sekolah yang hendak mengeluarkan putrinya. Lalu pada akhirnya awal bulan Januari, AN mendapat surat yang menyatakan dikeluarkan dari sekolah.
Kekinian, guru les itu mengabarkan bahwa AN telah pindah ke sekolah di tempat lain. Namun perjuangannya mencari sekolah tidaklah mudah.
Untuk diketahui, Kepala SMP IT Nur Hidayah Zuhdi Yusroni kepada Solopos.com—jaringan Suara.com, membenarkan telah mengeluarkan AN dari sekolah.
Alasannya, kata Zuhdi, AN melanggar peraturan sekolah, yakni memunyai hubungan berlebihan dengan murid laki-laki. Ia mengklaim, sejak kelas VII, AN sudah pernah ketahuan berhubungan melalui chat dengan siswa.
Baca Juga:Jelang Akad, Marcell Darwin Akui Grogi
Padahal, sejak awal, sekolah sudah menyosialisasikan kepada orang tua maupun anak didik bahwa mereka tidak boleh berhubungan berlebihan dengan lawan jenis.