Ketua RT yang Menolak Pemakaman Perawat Ternyata Istrinya Juga Perawat

Dia berkilah penolakan tersebut tidak bisa dihindari karena dia mengaku hanya menjalankan aspirasi warga setempat.

Dany Garjito
Sabtu, 11 April 2020 | 07:35 WIB
Ketua RT yang Menolak Pemakaman Perawat Ternyata Istrinya Juga Perawat
Video klarifikasi dan permintaan maaf warga yang tolak jenazah perawat (Instagram/@ndorobeii)

"Kami sudah mengumpulkan ahli-ahli hukum yang tergabung di PPNI untuk memberi masukan dan kajian agar dapat ditempuh secara hukum," ujarnya seperti dilansir Ayosemarang.com-jaringan Suara.com pada Jumat (10/4/2020).

Edy mengemukakan, langkah tersebut dilakukan sebagai efek jera agar kejadian serupa tak terjadi lagi. Dikemukakannya, dokter, perawat dan tenaga medis lainnya merupakan petugas garda terdepan dalam penanganan kasus Virus Corona atau Covid-19 sehingga rentan terpapar.

Kerawanan paling tinggi merupakan tenaga kesehatan yang tidak ada di ruang isolasi.

"Kalau di ruang isolasi, mereka sudah sadar sehingga memakai alat pelindung diri. Kalau di bagian lain, APD-nya hanya secukupnya, jadi rawan terpapar," katanya.

Baca Juga:Klarifikasi Penolak Jenazah Perawat Terinfeksi Corona: Saya Menangis

Dia menambahkan, kasus ini akan dibawa jadi delik aduan agar provokator penolak jenazah dapat ditindak tegas.

"Nanti mau masuk delik aduan atau gimana, biar ahli hukum yang menentukannya," katanya.

Sebagai wujud duka cita bagi almarhumah, Edy menginstruksikan kepada semua tenaga medis untuk memakai pita hitam selama enam hari mulai 10-16 April 2020. Ini sebagai wujud belasungkawa kita. Dan harapannya penolakan seperti itu tidak terjadi lagi, katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak