Ogah Karantina Mandiri, Dua Warga di Sragen Dibawa ke Rumah Berhantu

Yuni mengatakan komitmen karantina mandiri itu harus disadari semua pihak.

Dwi Bowo Raharjo
Senin, 20 April 2020 | 13:35 WIB
Ogah Karantina Mandiri, Dua Warga di Sragen Dibawa ke Rumah Berhantu
Ilustrasi Rumah Hantu (Pixabay/ArtTower)

SuaraJawaTengah.id - Pemerintah Kabupaten Sragen menyiapkan rumah kosong dan berhantu untuk menjadi tempat karantina warga yang melanggar peraturan. Hal ini diambil untuk mengantisipasi warga yang bandel enggan melaksanakan karantina mandiri di tengah pandemi virus corona atau covid-19.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mengatakan dirinya baru saja mendapat laporan ada dua warga Plupuh, Sragen, yang enggan dikarantina. Dia pun meminta Camat Miri, Sragen, untuk membersihkan rumah angker di tengah sawah sebagai tempat karantina mandiri bagi warga yang bandel.

Hal tersebut disampaikan Bupati Yuni saat ditemui Solopos.com - jaringan Suara.com di Masaran, Sragen, Senin (20/4/2020). Yuni menyampaikan, sebenarnya ada komitmen di desa-desa tentang para pemudik yang pulang kampung.

Dia mengatakan pemudik yang pulang itu langsung datang ke posko lawan Covid-19 di desa dan mendatangani perjanjian untuk melaksanakan isolasi atau karantina mandiri selama 14 hari. Jika pemudik di Sragen menolak untuk karantina mandiri, desa bisa mengambil tindakan tegas.

Baca Juga:Benarkah Kucing Mudah Tertular Virus Corona?

“Salah satu desa di Plupuh tadi padi melapor. Ada dua warga di Plupuh yang sepakat dan mau karantina mandiri tetapi di tengah jalan melanggar komitmen itu. Akhirnya, dua warga itu dimasukan ke rumah kosong dan berhantu lalu dikunci dari luar. Kalau mereka itu bisa patuh mestinya tidak sampai dimasukkan ke rumah kosong dan dikunci dari luar,” ujarnya.

Yuni mengatakan komitmen karantina mandiri itu harus disadari semua pihak. Dia menjelaskan jika penanganan Covid-19 dilakukan dengan maksimal, maka tidak mungkin ada lagi pasien positif corona yang sekarang menjadi lima orang itu. Yuni sudah mengidentifikasi lima orang yang positif Covid-19 dan semua memiliki riwayat perjalanan ke luar Sragen.

“Bagi pemudik yang tidak bisa ditahan untuk pulang dan harus tetap pulang tidak apa-apa tetapi harus taat aturan. Kalau tidak mau ikut aturan untuk karantina mandiri ya masukin ke rumah kosong berhantu saja," katanya.

"Di Miri ada rumah yang sangat spooky [menyeramkan]. Saya minta camat untuk membersihkan rumah itu untuk karantina orang-orang yang bandel. Ya, di tengah sawah Desa Jeruk,” Yuni menambahkan.

Di sisi lain, Yuni juga mengingatkan warga Sragen agar wajib memakai masker saat keluar rumah. Dia meminta adanya semua pihak bergerak untuk saling mengingatkan bahwa memakai masker itu kewajiban. Yuni mengaku sudah proses pengadaan satu juta masker.

Baca Juga:Wabah Corona, Jokowi ke Jajaran: Pastikan Stok Pangan Cukup hingga Ramadan

“Pekan depan, satu juta masker itu akan dibagikan ke warga. Jumlah warga Sragen hanya 980.000 jiwa jadi kalau satu juta masker cukup untuk warga Sragen. Kalau masker sudah terdistribusikan maka bisa diberlakukan tegas. Saya sudah instruksikan di pasar ada aturan kalau pedagang dan pembeli yang tidak pakai masker dilarang berjualan atau belanja ke pasar. Bisa dibuat regulasi per zona-zona itu,” jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini