Fakta Tikus Pithi, di Balik Penjahit dan Pak RW Penantang Gibran di Solo

Organisasi masyarakat yang diklaim berdiri sejak 2014 itu mengajukan pasangan calon independen untuk meramaikan pilkada Solo 2020.

Pebriansyah Ariefana
Rabu, 05 Agustus 2020 | 19:15 WIB
Fakta Tikus Pithi, di Balik Penjahit dan Pak RW Penantang Gibran di Solo
Bagyo Wahyono - FX Supardjo. (Solopos)

Organisasi itu merupakan perkumpulan masyarakat umum yang bergerak di berbagai sektor kehidupan.

Tuntas selalu menekankan kepada anggotanya agar tidak terlibat berbagai kelompok yang tidak jelas visi-misinya.

“Kalau ada yang terlibat langsung saya keluarkan. Kegiatan kami riil. Yang kami lakukan jauh dari yang namanya uka-uka atau Sunda Empire,” urai dia.

Tuntas Subagyo menyebut Tikus Pithi merupakan gerakan masyarakat menengah ke bawah yang menginginkan perubahan. Adapun misinya calon independen bukanlah mission imposible.

Baca Juga:Kawal Gibran ke Teuku Umar, FX Hadi Rudyatmo Beberkan Pesan dari Megawati

Penggalangan dukungan dengan penghimpunan KTP dilakukan sudah sejak sembilan bulan lalu. Dilakukan dari pintu ke pintu dengan mengusung prinsip sekasur, serumah dan sesumur.

Sekasur artinya isteri atau suami, serumah artinya kakak, adik, ayah, ibu, paman, dan kerabat keluarga lainnya.

Sedangkan sesumur artinya tetangga, maupun masyarakat sekitar.

Ormas ini sempat meminta KPU membuka peluang bagi calon presiden dari jalur independen pada 2019 lalu. Kala itu kabarnya Ketua Umum Tikus Pithi, Tuntas Subagyo, yang diusung sebagai capres independen.

Namun, aspirasi Tikus Pithi agaknya mustahil terwujud lantaran terbentur aturan undang-undang.

Baca Juga:PKS Sebut Parpol Pendukung Gibran Diputuskan Pusat karena Anak Presiden

Meski demikian Tikus Pithi tidak putus asa. Mereka kembali beraksi meramaikan pilkada serentak pada 2020.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini