SuaraJawaTengah.id - Partai Amanat Nasional (PAN) turut mendukung pasangan Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa dalam Pilkada Solo 2020. Kekinian, Gibran bahkan dijadwalkan hadir menemui Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di Jakarta pada sore ini.
Waketum PAN Viva Yoga Mauladi menuturkan, salah satu yang menjadi pertimbangan PAN memilih Gibran ialah lantaran putra Presiden Joko Widodo itu merupakan perwakilan dari generasi milenial.
"Mas Gibran mewakili generasi milineal yang berpeluang untuk berkompetisi di pilkada. PAN itu partainya kaum anak muda. Makanya PAN memberikan support politik dalam Pilkada Solo," ujar Viva kepada wartawan, Rabu (12/8/2020)
Viva mengatakan, PAN memandang Gibran memiliki niat baik untuk mengabdikam diri kepada masyarakat menjadi seorang kepala daerah.
Baca Juga:Wakil Ketua MPR Zulkifli Hasan Diperiksa KPK
Anak sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibfran Rakabuming Raka dipastikan melaju di Pilkada Kota Solo bersama Teguh Prakosa. Beberapa penantang Gibran mulai bermunculan mendeklarasikan akan ikut dalam kontrstasi politik.
Para penantang Gibran tersebut berasal dari berbagai kalangan. Ada dari penjahit dan ketua RW, mantan karyawan BUMN hingga cucu raja Solo.
Meski demikian, dari beberapa penantang yang muncul tersebut belum dapat dipastikan mereka akan maju di Pilkada Kota Solo. Mereka harus berjuang di jalur independen atau non partai.
Hampir seluruh parpol di Kota Solo telah mengumumkan dukungan mereka untuk mendukung Gibran-Teguh.
Berikut Suara.com merangkum beberapa penantang Gibran di Pilkada Kota Solo, Senin (10/8/2020).
Baca Juga:Posisinya Diincar Gibran, Ternyata Segini Gaji Wali Kota Solo
1. Penjahit dan Ketua RW
Penantang duet Gibran-Teguh hadir dari jalur independen. Namun, siapa sangka jika penantang anak sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan tukang jahit dan ketua RW.
Penantang Gibran diusung sebuah yayasan yang bernama Tikus Pithi. Sebuah organisasi yang mengklaim mempunyai anggota ratusan ribu di seluruh dunia dan puluhan ribu di Kota Solo.
Ketua Tim Pemenangan Bajo, Robert Hananto mengatakan, Tikus Pithi memilih calon Wali Kota Solo Bagyo dan calon Wakil Wali Kota FX Suparjo yang menyebut dirinya "Bajo".
Bagyo dan FX Suparjo merupakan dua sosok yang sesuai dengan visi Tikus Pithi. Bagyo merupakan warga RT 001, RW 006, Kelurahan Penumping, Kecamatan Laweyan. Ia merupakan seorang penjahit.
Sedangkan FX Supardjo adalah warga RT 001, RW 007, Karangturi, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan. Supardjo merupakan ketua RW 007 di Kelurahan Pajang.
Ia berujar Gibran ingin menjadikan Solo sebagai kota yang tidak hanya modern, melainkan juga tetap berakar pada nilai tradisi dan tetap merawat budaya lokal, yang menginginkan masyarakat lebih sejahtera.
"Sehingga mungkin saja dapat melebihi prestasi dari wali kota sebelumnya (Pak Jokowi), menjadi pertimbangan PAN untuk mendukung Mas Gibran," kata Viva.
Selain itu, lanjut Viva, sikap keterbukaan dan toleransi yang dimiliki oleh Gibran juga menjadi modal ia dalam memimpin Solo ke depan apabila terpilih.
"Sikap keterbukaan akan menjadi nilai lebih dalam proses perumusan kebijakan daerah sehingga dapat menghasilkan keputusan yang tepat bagi kepentingan daerah dan masyarakat," ujar Viva.
2. Cucu Raja Keraton Solo
Dua anak mendiang Pakubuwono (PB) XII --dulu Raja Keraton Solo-- yakni BRA Putri Woelan Sari Dewi dan BRM Suryo Syailendra Soepomo juga menyatakan akan ikut dalam kontestasi Pilkada Kota Solo.
Namun kedua cucu PB XII itu belum mendapatkan kendaraan untuk maju sebagai cawali/cawawali.
Cucu PB XII BRA Poetri Wulan telah mendekati sejumlah partai politik non-PDIP untuk menggalang dukungan. Beberapa waktu lalu, Putri Woelan bertemu Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo.
Selain ke Achmad Purnomo, dia juga menemui jajaran pengurus DPD PKS Solo guna menjajaki kemungkinan berkolaborasi. Dia ingin menggalang kekuatan melawan duet Gibran-Teguh.
Putri Woelan memilih PKS karena satu-satunya parpol pemilik kursi di parlemen yang ingin menggalang koalisi gabungan untuk menantang Gibran.
Selain PKS, Putri telah menjalin komunikasi dengan beberapa pengurus parpol yang tidak memiliki kursi di parlemen.
3. Eks Karyawan BUMN
Astrid S. Suntani, eks karyawan BUMN mendeklarasikan diri menjadi bakal calon Wali Kota Solo. Ia mengaku ingin menjadikan Solo sebagai pusat etika timur untuk dunia.
Astrid mengaku keputusannya maju di Pilkada Kota Solo sudah sangat bulat. Ia ingin menjaga martabat Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Langkah saya ingin maju di Pilkada Solo ini kan ingin menjaga martabat dari Presiden kita, Bapak Jokowi. Saya ingin menjadikan semua warga Solo dan umat manusia hidup saling menghormati, menghargai. Tak ada saling fitnah dan membuli," ujar Astrid.
Dia menilai setiap warga negara Indonesia mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk meramaikan bursa Pilkada Solo.
"Daripada kita mem-bully kan lebih baik mencalonkan diri. Agar putra Pak Jokowi tidak melawan kotak kosong. Selain itu langkah saya maju juga untuk menjaga marwah demokrasi di Indonesia," urai dia.