SuaraJawaTengah.id - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo meminta segera dilakukan konservasi terhadap Harimau Jawa jika memang keberadaannya benar masih ada.
Sebelumnya mamalia dengan nama latin Panthera Tigris Sondaica itu telah lama dinyatakan punah.
Namun, peneliti dari Peduli Karnivor Jawa (PKJ) menyebut keberadaan Harimau Jawa masih ada dan terlihat di sebuah hutan di Jateng.
Pihak PKJ juga telah menyampaikan kabar itu kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam sebuah diskusi, beberapa waktu lalu.
Baca Juga:Harimau Sumatera Berkeliaran di Hutang Lindung, BKSDA Aceh Beri Imbauan Ini
"Mereka (Harimau Jawa) butuh dikonservasi. Maka kemarin ketika diskusi dengan teman-teman peduli harimau, muncul itu, ditemukan di beberapa tempat dan dipotret. Maka kepada para ahli soal harimau ini kita minta masukan," kata Ganjar, Kamis (13/8/2020).
"Kalau iya, diteliti, apa problemnya, ada tidak macannya. Kalau ada, maka daerah itu layak dikonservasi ketat," imbuhnya dikutip dari Solopos—jaringan Suara.com.
Ganjar menilai konservasi terhadap Harimau Jawa, jika benar masih ada, sangat penting.
Sebab dikhawatirkan sewaktu-waktu Si Raja Hutan bisa turun gunung dan membuat geger masyarakat.
"Kalau tidak (dikonservasi), turun, kalau turun bikin geger, kalau geger dipateni (dibunuh), wong karo macan wedi (dengan harimau takut)," jelasnya.
Baca Juga:Gubernur Jateng Lakukan Kunjungan Mendadak ke Sungai Bengawan Solo
Bukti Foto
Sementara itu, Direktur PKJ Didik Raharyono yakin Harimau Jawa masih ada. Ia memiliki bukti foto Harimau Jawa dari seorang pemburu yang tak mau disebutkan identitasnya.
"Foto itu berasal dari warga lokal. Mereka punya komunitas pemburu babi hutan, komunitas ini agak tertutup, dia tidak mau disebutkan namanya," kata Didik.
Didik mengatakan bahwa foto itu diambil pada September 2018. Selang tiga bulan kemudian, ia mendatangi lokasi penemuan Harimau Jawa tersebut.
"Saya sudah klarifikasi lokasi, fotonya, kejadiannya seperti apa, siapa saja saksinya, bagaimana kronologinya, kita lihat background tanahnya," ucapnya.
Hasil temuan ini juga sempat disampaikan Didik pada sebuah forum yang juga dihadiri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, 9 Agustus lalu.
Didik hanya menyampaikan lokasi penemuan Harimau Jawa itu ada di wilayah Jateng. Ia enggan merinci lokasi spesifiknya.
"Saya hanya bilang di Jawa Tengah, karena teman-teman nanti pada sensitif, khawatir nanti ada orang berbondong-bondong ke lokasi," ujarnya.
Dinyatakan Punah
Sebelumnya, The Union for Conservation of Nature (IUCN) menyatakan bahwa Harimau Jawa telah punah sejak 1970-an.
Penyebabnya diantaranya karena perburuan liar, habitat yang mengecil akibat perambahan hutan, dan minimnya mangsa.
Dalam rapat Convention on International Trade in Endangered Species di Florida, Amerika Serikat, pada 1996, Harimau Jawa juga dipastikan punah.