Dipukul, Dilempar Batu, Ini Kronologis Penyerangan Nakes di Tegal

Ratusan warga menyerang tenaga kesehatan Kabupaten Tegal saat akan memakamkan pasien suspect Covid-19

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 23 September 2020 | 15:55 WIB
Dipukul, Dilempar Batu, Ini Kronologis Penyerangan Nakes di Tegal
Waras (38), salah satu petugas pemakaman jenazah pasien Covid-19 yang diserang warga masih dirawat di RSUD dr Soeselo Kabupaten Tegal, Rabu (23/9/2020). (Suara.com/F. Firdaus)

SuaraJawaTengah.id - ‎Dua tenaga kesehatan RSUD dr Soeselo Kabupaten Tegal yang terluka usai diserang ratusan warga saat memakamkan jenazah pasien Covid-19 menceritakan detik-detik peristiwa mencekam itu.

Dua petugas tersebut yakni Ida Wahyu (41) dan Waras (38).‎ Ida mengalami luka memar di bagian kepala belakang, sedangkan Waras mengalami luka memar di kaki dan pantat, lecet di pipi serta benjol di telinga.

Keduanya harus dirawat di RSUD dr Soeselo. Bahkan Ida, satu-satunya petugas perempuan dalam pemakaman itu mengalami trauma karena sempat dikejar-kejar dan dilempari batu.

‎Saat ditemui Suara.com di ruang perawatan di Paviliun Jatayu, Rabu (23/9/2020), Waras tampak terbaring lemas. 

Baca Juga:Melihat Prosesi Pemakaman Jenazah Covid-19 di Tunisia, Kerahkan Buldozer

Dia mengungkapkan, warga sudah banyak yang berkumpul di lokasi pemakaman saat mobil ambulans yang membawa jenazah pasien Covid-19 tiba.

"Banyak sekali warganya. Jumlahnya ratusan ada. Cuma saat itu belum ada yang emosi," kata Waras ketika menceritakan peristiwa yang baru dialaminya itu.

Menurut Waras, begitu warga tersulut emosi dan mulai menyerang petugas pemakaman, dirinya langsung berupaya lari menyelamatkan diri.

"‎Saya disuruh kepala desa untuk lari. Katanya, kalau tidak lari njenengan (kamu) bisa mati di sini. Jadi saya pokoknya lari menghindari amukan," ujarnya.

Dalam kondisi sedang berlari untuk menyelamatkan diri itu, Waras sempat terkena pukulan warga yang sudah beringas. 

Baca Juga:Butuh Nyali Besar Urus Jenazah Corona, Adang Enjoy Meski Nyawa Taruhannya

"Saya kena pukul dua kali di bagian kepala belakang pas lari," ujar warga Kebandingan, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal itu.

‎Waras pun tak sempat memikirkan apa-apa selain keselamatan dirinya. "Saya mikirnya yang penting selamat dulu,"‎ ucapnya.

‎Direktur RSUD dr Soeselo, Guntur M. Taqwin mengatakan, Waras dan Ida Wahyu merupakan tenaga kesehatan yang bertugas memulasara jenazah pasien Covid-19.

"Mereka bertugas mulai dari proses memandikan, mengkafani sampai membawa ke pemakaman. Jumlahnya sedikit karena butuh keahlian khusus," ujar Guntur.

Guntur pun menyayangkan terjadinya peristiwa penyerangan yang dilakukan warga. Hal itu menunjukkan warga masih perlu mendapat edukasi terkait pencegahan penyebaran Covid-19.

"Kami tidak ada maskud apa-apa. Kami ingin agar pandemi segara berakhir dengan menerapkan protokol kesehatan secara maksimal termasuk standar pemakaman, walaupun suspect, untuk mencegah penularan," ucapnya.

‎Sebelumnya diberitakan, keributan terjadi saat proses pemakaman jenazah pasien Covid-19 di Dukuh Sawangan, Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal.

Keributan terjadi pada Selasa (22/9/2020) sekitar pukul 13.45 WIB antara warga setempat dan Tim Gugus Tugas Covid-19 yang sedang melakukan memakamkan jenazah pasien Covid-19.

Keributan pecah ketika ratusan warga yang menyaksikan pemakaman‎ menyerang enam petugas dari RSUD dr Soeselo dan relawan PMI Kecamatan Bumijawa yang sedang menurunkan peti jenazah ke liang lahat.

Kontributor : F Firdaus

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini