Libur Panjang Terasa Horor, Nekat mudik Bisa Jadi Klaster Baru Covid-19

Pekan depan terdapat libur panjang, banyak pihak menyarankan masyarakat untuk tidak melakukan mudik maupun liburan

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 20 Oktober 2020 | 08:05 WIB
Libur Panjang Terasa Horor, Nekat mudik Bisa Jadi Klaster Baru Covid-19
Ilustrasi mudik, perantau, pemudik, pendatang. [Shutterstock]

"Jika ada wisatawan yang datang, kita cek ada suratnya (rapid test) tidak, kemudian menandatangani surat pernyataan, berapa hari di Karimunjawa, (agen) yang bawa siapa, kita akan mengkoordinasikan kalau terjadi masalah, termasuk (seumpamanya) ada kaitannya dengan penularan virus," paparnya.

Beningnya perairan Karimunjawa setelah menyeberang lebih dari dua jam dengan kapal feri [Suara.com/Adam Iyasa].
Beningnya perairan Karimunjawa setelah menyeberang lebih dari dua jam dengan kapal feri [Suara.com/Adam Iyasa].

Ia menyebut, di Karimunjawa peran relawan dan gerakkan Jogo Tonggo saling aktif mendukung.

"Di Karimunjawa dua-duanya berperan (relawan dan Jogo Tonggo). Kalau Jogo Tonggo, semisal ada pelancong yang tak bawa persyaratan (rapid test) kita minta Pak RT setempat untuk mengawasi supaya tidak berkeliaran. Kalau relawan, kita melakukan pendataan bagi-bagi masker dan sosialisasi bahaya Covid," pungkas Atik.

Baca Juga:Sri Mulyani Sebut Tingkat Kesembuhan Kasus Corona Indonesia Tinggi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini