SuaraJawaTengah.id - Meski aktivitas Merapi terus mengalami peningkatan, warga Dusun Gowoksabrang, Desa Sengi, Kecamatan Dukun masih beraktifitas seperti biasa.
Dusun Gowoksabrang berjarak 6 kilometer dari puncak Merapi. Hampir seluruh warga dusun ini berprofesi petani dan peternak.
Kepala Dusun Gowoksabrang, Timbul Fatoni mengatakan, warganya sementara sepakat tidak mengungsi. Mereka beranggapan dusun mereka aman dari ancaman letusan Gunung Merapi.
"Kami kemarin ditawari jika khawatir, dan (warga) memutuskan mau mengungsi akan difasilitasi untuk mengungsi. Tapi nuwun sewu, kami sementara meminta untuk tetap di rumah," kata Timbul Fatoni saat ditemui di rumahnya, Kamis (12/11/2020).
Baca Juga:Awan Mirip Semar Muncul di Atas Merapi, Warganet Perdebatkan Hal Ini
Meski demikian, warga tetap patuh jika sewaktu-waktu pemerintah meminta mereka untuk mengungsi.
"Jika nanti ada perubahan status Merapi (dari siaga menjadi awas), itu BPBD yang lebih tahu. Jadi kami nanti akan patuh pada perintah dan instruksi BPBD."
Dusun Gowoksabrang, dihuni 213 kepala keluarga. Meski tidak masuk dalam kawasan 3 desa yang wajib evakuasi saat ini, letak Dusun Gowoksabrang tertinggi dibandingkan desa lainnya di wilayah Merapi bagian Magelang.
Warga Gowoksabrang, Ninta Triwidayanti belakangan ini sering mendengar gemuruh dari arah puncak Merapi. Warga menganggap itu sebagai hal biasa dan tidak terlalu khawatir.
"Kalau aktivitas gunung belum ada apa-apa ya kami biasa saja. Tetap pergi ke kebun. Kami kan makannya dari hasil kebun," kata Ninta sambil mengurus tanaman cabai di kebunnya yang tidak begitu luas.
Baca Juga:Hindari Kerumunan, Pengungsi di Glagaharjo Makan dengan Nasi Bungkus
Senada dengan kepala dusun, Ninta menunggu informasi kepastian status Merapi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magelang. "Kalau ada perintah mengungsi ya kami langsung mengungsi."
Meski belum memutuskan untuk mengungsi, pemerintah Desa Sengi telah membentuk satgas penanggulangan bencana Merapi. Warga juga diinstruksikan menyiapkan tas darurat berisi dokumen-dokumen penting dan perlengkapan sehari-hari selama di pengungsian.
Kontributor : Angga Haksoro Ardi