SuaraJawaTengah.id - Balai Konservasi Borobudur berencana membuka kembali akses naik wisatawan ke candi. Selama penutupan, pengunjung hanya dapat menikmati Candi Borobudur dari pelataran.
Lorong dan selasar Candi Borobudur mulai ditutup untuk wisatawan sejak awal pandemi Covid-19 pada Maret 2020. Pengelola kesulitan menerapkan protokol jaga jarak antar pengunjung di lorong candi yang relatif sempit.
“Saya sudah berdiskusi dengan teman-teman di Taman Wisata Candi Borobudur. Rencana tahun depan kami coba lorong itu akan kami buka. Tentunya tetap dengan perhitungan,” kata Kepala Balai Konservasi Candi Borobudur (BKB), Wiwit Kasiyati disela kunjungan ke situs purbakala Brongsongan di Desa Wringinputih, Borobudur, Kamis (24/12/2020).
Menurut Wiwit, alasan menunda membuka akses naik ke Candi Borobudur pada libur Natal dan Tahun Baru 2021 ini karena Kabupaten Magelang masih bersatatus zona merah penyebaran Covid.
Baca Juga:Daop 8 Syaratkan Rapid Test Antigen Bagi Calon Penumpang KA Jarak Jauh
“Harus ada sosialisasi dan simulasi. Kami menangguhkan membuka selasar dengan perhitungan bahwa sekarang ini (Kabupaten Magelang) menjadi zona merah. Wisatawan harus ada rapid test dan sebagainya,” ujar Wiwit.
Dia juga memprediksi kunjungan wisatawan ke Borobudur pada masa pandemi saat ini juga tidak akan membeludak. Sehingga dengan tidak dibuka selasar candi, pengunjung masih dapat tertampung di halaman.
“Perhitungan kemarin kami tambahkan ruang di selasar supaya kalau pengunjung itu banyak, mereka masih bisa menikmati candi tapi protokol kesehatannya terpenuhi.”
Wiwit belum dapat memastikan lorong mana Candi Borobudur yang mulai akan dibuka kembali untuk wisatawan. “Perhitungan daya dukung dari candi dan juga protokol.”
Kontributor: Angga Hakksoro
Baca Juga:Belasan Pejabat di Lahat Dites Swab Diduga Usai Outbound di Bogor