Kisah Seniman di Semarang, Biduan Jadi Penjual Sosis Hingga Diceraikan

Seniman musik merasakan dampak dari Pandemi Covid-19, sampai saat ini mereka belum bisa manggung

Budi Arista Romadhoni
Senin, 04 Januari 2021 | 13:52 WIB
Kisah Seniman di Semarang, Biduan Jadi Penjual Sosis Hingga Diceraikan
Grub musik dangdut Walang Sangit dari semarang saat manggung sebelum Pandemi Covid-19. (Istimewa)

"Iya banyak yang alih profesi memang namun ya banyak yang nganggur karena tak bisa diandalkan," imbuhnya. 

Meski banyak yang alih profesi  banyak juga teman-temannya yang gulung tikar. Menurutnya, banyak teman-temannya yang bingung. 

"Bagaimana tak bingung, alat-alat sudah dijual untuk modal namun banyak juga yang gulung tikar," keluhnya. 

Bahkan karena kesulitan mencari nafkah, permasalahan merambah ke keluarga. Dia tak memungkiri, banyak teman-temannya yang mempunyai permasalahan dalam berkeluarga.

Baca Juga:Cara Paus Fransiskus Kritik Orang Liburan di Tengah Pandemi Corona

"Banyak yang diceraikan. Permasalah ini benar-benar kacau," ucapnya. 

Menurutnya, para seniman sudah berusaha untuk bertahan hidup. Andai kondisi seperti ini masih berlanjut, tak terbanyangkan bagaimana nasib para seniman di Kota Semarang. 

"Kita sudah bertahan hingga darah terakhir, " katanya. 

Untuk itu, dia berharap kepada pemerintah agar memberikan solusi kongkrit agar para seniman di Kota Semarang dapat bertahan. Setidaknya, dalam waktu seniman yang ada di Kota Semarang dapat kerja lagi. 

"Setidaknya para seniman diperbolehkan bermain musik di acara hajatan seperti pernikahan," imbuhnya. 

Baca Juga:Tina Toon Berbagi Tips Agar Menang Lomba Nyanyi Bintang Suara

Namun sampai saat ini para seniman di Kota Semarang takut memakai jasa hiburan lantaran kelompok musiknya takut dibubarkan pihak Kepolisian. Padahal 90 persen penghasilan para seniman dangdut berasal dari acara hajatan. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini