Trauma Naik Pesawat Terbang, Ini Trik Menghilangkan Rasa Takut

Yakinlah, bahwa pilot dan maskapai tidak ingin terjadinya kecelakaan atau gangguan pada pesawat

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 16 Januari 2021 | 01:00 WIB
Trauma Naik Pesawat Terbang, Ini Trik Menghilangkan Rasa Takut
Ilustrasi penumpang pesawat. (Unsplash/Bambi Corro)

SuaraJawaTengah.id - Kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 pasti akan mengakibatkan trauma kepada para penumpang. 

Padahal, pesawat merupakan salah satu moda transportasi yang paling cepat dan efisien. Tentu saja menghindari naik pesawat bukan alasan bagi seseorang mengalahkan rasa takut.

Ben Evans, pengelola Flight Experience Sydney, mengatakan bahwa ketakutan saat terbang bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti pengalaman penerbangan yang memicu trauma atau faktor kecemasan dan kehilangan kontrol.

"Turbulensi seperti gelombang udara yang dilewati pesawat terbang, mirip dengan mengendarai perahu dengan air berombak. Pesawat dirancang untuk menahan turbulensi parah dan sambaran petir secara simultan," ujar Ben.

Baca Juga:5 Teknologi Ini Membuat Penerbangan Pesawat Lebih Aman

Namun Ben menekankan, agar penumpang tidak perlu merasa khawatir dengan turbulensi yang terjadi selama penerbangan atau kecelakaan pesawat yang baru saja terjadi.

Para pilot dan maskapai pastinya juga tak menginginkan hal itu terjadi. Biasanya sang pilot juga telah memiliki 4000 jam terbang dan diaudit empat sampai enam bulan untuk mendapatkan lisensi terbang.

Ia pun memberi beberapa trik yang dapat dilakukan penumpang untuk mengatasi rasa takut selama berada di pesawat. Berikut diantaranya seperti dilansir laman Nypost.

1. Teknik pernapasan

Saat kecemasan meningkat, Anda mungkin akan kesulitan bernapas. Ben pun menyarankan Anda untuk melatih pernapasan dan mencoba meditasi untuk menenangkan pikiran.

Baca Juga:Viral Pramugara Tunjukkan Kursi Pesawat Kosong Tanpa Penumpang

"Ketika berada di area bandara atau duduk di pesawat, tutup mata Anda dan mulailah bernapas perlahan dan dalam selama delapan hitungan. Fokus pada perluasan paru-paru dan perut Anda untuk merasakan efek pernafasan penuh," tambah dia.

2. Relaksasi otot progresif

Relaksasi Otot Progresif membutuhkan lebih banyak waktu daripada pernapasan dalam namun efeknya bisa sangat kuat. Ben mengatakan, teknik ini bisa dilakukan dengan duduk dalam posisi nyaman. Lalu kencangkan otot di kaki selama 5-10 detik lalu lepaskan ketegangan dan perhatikan perbedaannya.

"Prosesnya akan mengajari Anda untuk mengenali ketegangan yang dirasakan dan berlatih melepaskan ketegangan dari otot Anda. Ulangi siklus ini pada kelompok otot berikut seperti kaki, panggul, perut, dada, punggung, lengan, tangan, leher dan wajah," tambah dia.

3. Hindari konsumsi alkohol dan kafein

Anda mungkin berpikir alkohol akan menenangkan saraf tapi hal ini tak terjadi di atas pesawat terbang. Ben mengatakan, alkohol dan kafein bisa meningkatkan detak jantung sehingga Anda berpeluang merasakan serangan panik yang lebih hebat.

4. Ubah mindset

Ben mengatakan bahwa mengubah mindset bisa membantu mengatasi kecemasan selama berada di pesawat terbang. Ia mengajak Anda untuk berpikir positif dan menganggap semua akan baik-baik saja. Pikiran positif, kata dia, bisa mengemulsi saraf yang berakibat pada ketenangan yang Anda rasakan.

5. Fokus pada tujuan Anda

Bepergian dengan pesawat terbang mungkin menjadi salah satu perantara Anda mencapai tujuan. Untuk itu, fokuslah pada tujuan yang akan Anda gapai seperti urusan kerja hingga liburan sehingga perasaan takut bisa teralihkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini