Mengenal Sega Plontang, Makanan Sederhana Khas Sragen

Sega Plontang memang masih asing ditelinga, namun keberadaanya menjadi makanan khas Kabupaten Sragen

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 23 Januari 2021 | 09:00 WIB
Mengenal Sega Plontang, Makanan Sederhana Khas Sragen
Sego plontang pernah dipamerkan pada acara Pasar Budaya Sangiran yang digelar Desember lalu. (Istimewa/kebudayaan.kemendikbud.go.id)

SuaraJawaTengah.id - Indonesia memiliki ragam kuliner yang sangat banyak. Di Jawa Tengah misalnya, setiap kabupaten dan kota memiliki makanan khas sendiri. 

Di Kabupaten Sragen memiliki khas kuliner yang bernama sega plontang. Memang sega plontang masih terdengar asing dan masih populer dengan sega berkat.

Meski asing di telinga, sega plontang merupakan salah satu kuliner khas dari Bumi Sukowati. Seperti apakah wujud dari sego plontang itu?

Dilansir dari Solopos.com, sega plontang pernah dipamerkan pada kegiatan Pasar Budaya Sangiran yang digelar pada Desember 2020 lalu. Nama lain dari sega plontang adalah sega takir.

Baca Juga:Memanas! Kasus Kiriman Karangan Bunga 'Nilep Arisan' Dilaporkan ke Polisi

Sego plontang pernah dipamerkan pada acara Pasar Budaya Sangiran yang digelar Desember lalu. (Istimewa/kebudayaan.kemendikbud.go.id)
Sego plontang pernah dipamerkan pada acara Pasar Budaya Sangiran yang digelar Desember lalu. (Istimewa/kebudayaan.kemendikbud.go.id)

Keunikan dari kuliner ini terletak pada wadahnya yang terbuat dari daun pisang yang dipadu dengan janur kuning.

Takir sendiri merupakan sebutan untuk wadah makanan yang terbuat dari daun pisang. Berbeda dengan pincuk yang dibuat dengan bentuk mengerucut, takir berbentuk segi empat.

Di kedua ujung lipatan biasa diberi sematan lidi agar lebih kuat dipakai untuk menampung makanan. Untuk menambah kesan estetis, takir itu diberi hiasan janur kuning melingkar.

Di wadah itu terdapat aneka macam makanan mulai dari nasi uduk atau nasih gurih, suwiran ayam, kedelai hitam yang digoreng, ikan wader, rempeyek kacang tanah dan kerupuk. Namun, sega plontang saat ini relatif sulit didapatkan karena tidak dijual di warung mana pun.

Pasalnya, sego plontang hanya ada pada momen-momen tertentu seperti pada saat ada upacara adat di desa-desa. Sega plontang biasa dipakai masyarakat Sragen untuk menjamu tamu pada acara bancaan, sedekah setelah ada yang melahirkan, meninggal dunia atau mau melangsungkan pernikahan dan lain-lain.

Baca Juga:Drama Karangan Bunga Sadis: Penipuan Arisan Online dan Pencemaran Nama Baik

“Sementara ini sega plontang hanya ada pada momen-momen tertentu. Tapi, suatu saat nanti sega plontang bisa kami jual supaya bisa jadi kuliner khas Sangiran selain bukur,” jelas Sekretaris Desa Krikilan, Kecamatan Masaran, Sragen, Aries Rustioko, Kamis (21/1/2021).

Bentuk wadah sego plontang ternyata memiliki makna filosofis. Wadah sego plontang berbentuk segi empat menyerupai sebuah perahu atau bahtera yang memiliki makna manusia hidup mengikuti alur perjalanan yang telah digariskan. Perahu itu mudah terpontang panting mengikuti gelombang kehidupan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini