SuaraJawaTengah.id - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid berdiri di pihak mantan komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Natalius Pigai yang telah menjadi sasaran serangan rasis.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera mengatakan serangan rasis harus ditolak, terutama karena melanggar hak asasi manusia.
"Sangat ditolak tindakan dan ujaran-ujaran rasisme yang dilakukan oleh beberapa pihak dan ditujukan kepada Natalius Pigai," kata dia.
Rasisme, kata Hidayat, jelas tak sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, dan melanggar HAM.
Baca Juga:Mahfud MD Tanggapi Hinaan Natalius Pigai, Roy Suryo: Diragukan Ketegasannya
Menurut dia seharusnya kepolisian ambil tindakan segera dan tegas untuk menjaga Pancasila, NKRI, dan agar warga tak makin terbelah.
Natalius Pigai menjadi sasaran serangan rasis di media sosial. Dia mengatakan orang Papua sering mendapatkan serangan rasis. Kejahatan yang menimpa rakyat Papua, kata Natalius Pigai, cenderung dilandasi adanya rasisme kolektif.
Menurut dia untuk menghentikan tindakan tersebut, Presiden perlu bertindak tegas.
"Pelaku yang pemegang remote control-nya itu ada di dalam kekuasaan. Mereka-mereka yang mengeluarkan pernyataan rasis itu bukan aktor utama. Aktor utama ada di dalam lingkaran," kata Natalius Pigai kepada Suara.com.
Natalius Pigai menegaskan selama negara tidak mengambil posisi secara tegas dan jelas, masalah tidak akan bisa diselesaikan dengan baik.
Baca Juga:Hina Natalius Pigai Gorila, Ambroncius Politikus Hanura Resmi Dipolisikan
Selain harus bertindak tegas, menurut Natalius Pigai, Jokowi harus membangun sistem pengelolaan negara yang lebih baik dan berorientasi kepada hak asasi manusia serta demokrasi berkeadilan.
"Dan non diskriminasi secara sistemik. Jadi mengubah sistem juga membersihkan orangnya begitu dua. Jadi tidak hanya satuan-satuan begitu ecek-ecek itu nggak bisa," kata Natalius Pigai.
Sesaat setelah mendapat serangan rasis, Minggu (24/1/2021), Natalius Pigai mengatakan melalui Twitter, "Selama pemerintahan Joko Widodo, pembantaian, pembunuhan, dan kejahatan HAM di Papua cenderung didasari rasisme."
"Kita hapuskan rasisme. Negara memelihara dan mengelola rasisme sebagai alat pemukul tiap orang yang berseberangan dengan kekuasaan."
Natalius Pigai menyebut rasisme telah menjadi kejahatan kolektif negara pada rakyat Papua, bangsa Melanesia.