Pandemi Covid-19, Guru di Pati Banting Stir Jadi Petani Aquascape

Mempunyai keahlian bermusik, seorang guru ini akhinya banting setir dengan berjualan tanaman Aquascape di tengah pandemi Covid-19

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 27 Januari 2021 | 15:51 WIB
Pandemi Covid-19, Guru di Pati Banting Stir Jadi Petani Aquascape
Ahmad Safiul Ulum (26) seorang guru musik sekaligus seniman yang beralih profesi menjadi petani tumbuhan air aquascape di dalam rumahnya. (Suara.com/Fadil AM)

Sekarang, ia mencoba menapakai untuk menjadi petani. Jangan salah, bukan seperti petani kebanyakan. Lebih tepatnya bertani tumbuhan air untuk kebutuhan seni menata akuarium atau yang dikenal dengan aquascape.

“Bertani tumbuhan air di rumah. Enaknya usaha ini gak memakan lahan dan bisa dilakukan di dalam rumah,” bebernya.

Setelah mengetahui dasar-dasar merawat tumbuhan air, selama dua bulan. Ulum pun menyulap lantai rumahnya menjadi lahan bercocok tanam, tentunya di dalam akuarium atau tank biasa hobbies menyebutnya.

“Saya intens belajar aquascape, khususnya tanaman air kurang lebih dua bulan. Itu fokus dan continue ya. Sebelumnya saya penghobi juga soalnya,” jelasnya.

Baca Juga:Viral! Pergoki Murid Main Kawin-kawinan, Reaksi Guru Ini Tak Terduga

Dikatakan, bisnis tanaman aquascape cukup menggiurkan. Mengingat pangsa pasarnya luas. Selain itu, banyak penghobi baru selama pagebluk melanda Indonesia. Sehingga pundi-pundi rupiah pun mengalir ke kantong.

“Pasarnya seluruh Indonesia ya. Kita jualnya secara online, bisa melalui media sosial ataupun online shop,” ungkapnya.

Harga setiap tanaman yang dijualnya bervariasi, mulai dari yang termurah Rp15.000 per pot, hingga Rp150.000 per rizom.

“Memang sekilas kelihatan sepele, tetapi kalau gak diniati ya gak jadi. Kita dituntut tahu, jenis tumbuhan serta karakternya, daya lampu, inject CO2, cuaca, soil, pupuk, hardscape dan tentunya kualitas dan PH air,” paparnya.

Musuh terbesar scaper, disebutnya adalah algae. Jenis lumut ini biasanya muncul ketika faktor pencahayaan dan temperatur air kurang pas.

Baca Juga:Dalih Sayang, Kronologi Guru Les Silvia Culik Anak Murid Berusia 9 Tahun

“Solusinya sesuaikan pencahayaan, dikasih pula pembasmi alga. Karena kalau dibiarkan tumbuhan akan mati,” ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini