Setelah jabatan Kwee Kiauw Law berkahir, jabatan pemimpin Cina Semarang dimabil oleh Kwee An Say. Dia menjadi Pemimpin Cina ketika terjadi geger pecinan, peristiwa pembantaian orang-orang Cina di Batavia pada 1740.
Melihat hal itu, dia memutuskan untuk membrontak kepada VOC. Pembrontakan tersebut mengakibatkan dia ditangkap dan diberhentikan dari jabatan sebagai Pemimpin Cina saat itu.
Setelah Kwee Kiauw Law, jabatan pemimpin Cina diisi oleh Kwee Gang pada tahun 1743. Setelah masa jabatan Kwee Kiaw Law berakhir pucuk Pimpinan orang Cina di Semarang diteruskan orang, diantaranya :
Oei Tje, Tan Eng, Tan Lik, Tan Yok Sing, Tan Tiang Khong, Tan Tiang Tjhing, Tan Hong Yan, Be Ing Tjoe, Tan Tjong Hoay, Be Biauw Tjoan, Tan Khoen Siong, Liem Liong Hien, Oei Mo Sing, Oei Tiong Ham, Oei Tiong Bing, Oei King Goan dan Tan Siauw Liep.
Baca Juga:Jalur KA Lintas Utara Semarang Kembali Dibuka Setelah Rel Ditinggikan
Hingga akhirnya, memasuki abad ke-20, peran pemimpin Cina mulai memudar karena perubahan sistem yang ada di Kota Semarang sejak menjadi otonom. Tak lama berselang, beberapa orang Cina juga menjadi anggota dewan di Kota Semarang.
Kontributor : Dafi Yusuf