Perayaan Imlek di Aceh Lebih Sepi, Tetapi Aman dan Tertib Prokes

Menurut dia, jumlah jemaat yang sembahyang di vihara dalam perayaan Imlek tahun ini jauh lebih sedikit, karena takut akan penularan COVID-19.

Siswanto
Jum'at, 12 Februari 2021 | 12:13 WIB
Perayaan Imlek di Aceh Lebih Sepi, Tetapi Aman dan Tertib Prokes
Penerapan prokes Covid-19 saat ibadah perayaan Imlek (Suara.com/Yaumal)

SuaraJawaTengah.id - Perayaan tahun baru Imlek 2572 atau 2021 Masehi masyarakat Tionghoa yang beragama Buddha di Banda Aceh, Provinsi Aceh, berlangsung tertib dan aman, dengan tetap mengikuti protokol kesehatan pencegahan COVID-19.

"Perayaan Imlek tahun ini aman, sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Cuma agak sepi karena pandemi COVID-19," kata Sekretaris Yayasan Vihara Dharma Bhakti Gho Ching San atau Hasan di lokasi perayaan, Peunayong, Banda Aceh, hari ini.

Hasan menjelaskan setiap momentum pergantian tahun baru Imlek tepatnya pukul 00.00 WIB, umat Buddha selalu melakukan sembahyang sebagai bentuk rasa syukur terhadap rezeki yang telah diperoleh selama setahun lalu.

Personel polisi dari Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banda Aceh juga turut mengamankan, berjaga-jaga di sekitaran vihara saat ratusan umat sembahyang secara bergantian.

Baca Juga:Resep Pindang Bandeng Khas Imlek yang Dipercaya Jadi Simbol Rezeki

"Memang selalu dijaga oleh kepolisian, tanpa kita meminta polisi untuk jaga keamanan dan selalu datang untuk mengontrol dari pagi (sebelum perayaan)," ujarnya.

Menurut dia, jumlah jemaat yang sembahyang di vihara dalam perayaan Imlek tahun ini jauh lebih sedikit, karena takut akan penularan COVID-19. Kata dia mayoritas jemaat yang datang ke tempat ibadah hanya kalangan berusia muda.

"Kebanyakan yang datang ini yang muda-muda, yang tua-tua sudah pasti enggak kesini, di rumah saja. Kalau yang muda-muda kan lebih sehat antibodinya," kata Hasan.

Tahun 2572 ini dikenal dengan tahun kerbau, Hasan menambahkan, maknanya adalah setiap umat Buddha harus lebih keras bekerja ke depannya, dengan harapan rezeki yang didapatkan akan lebih banyak lagi.

"Kerbau itu artinya bekerja keras, kalau bekerja keras maka rezeki kita akan banyak. Kalau COVID-19 ini makna tahun ini kita dinasehati harus kuat olahraga agar tetap sehat," katanya.

Baca Juga:Dilarang ke Vihara karena Corona, Pengemis Kucing-kucingan dengan Petugas

Kita berharap pandemi COVID-19 ini segera berakhir agar bisa beribadah seperti biasanya, katanya.

Sebelumnya, Hasan mengatakan terdapat sekitar 400 orang jemaat di vihara Dharma Bhakti. Akan terjadi pengurangan 20 persen jemaat saat perayaan Imlek, agar tidak menciptakan kerumunan guna mencegah COVID-19.

Ketua Vihara Dharma Bhakti, Yuswar, di Banda Aceh, mengatakan bahwa Vihara Dharma Bhakti di Jalan Panglima Polem, Peunayong, Banda Aceh tersebut sudah berdiri sejak tahun 1936.

Terdapat sekitar 3.500 hingga 4.000 umat Buddha di ibukota Provinsi Aceh, sekaligus empat rumah ibadah, di antaranya Vihara Dharma Bhakti, Vihara Maitri, Vihara Dwi Samudera dan Vihara Sakyamuni. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak