SuaraJawaTengah.id - Sebelum dikalahkan Burnley pada 22 Januari, Liverpool sudah 68 pertandingan tak terkalahkan di Anfield. Setelah ditumbangkan Burnley, Brighton, dan Manchester City, predikat angker perlahan lepas dari Anfied.
Hasil mengejutkan tentu kemenangan Manchester City 4-1 atas Livepool, 7 Februari lalu. Manajer The Citizen bahkan tak menyangka bisa menang di Anfield.
"Bertahun-tahun lamanya kami tak bisa menang di sini. Anfield amat mengintimidasi. Anfield selalu mengesankan, tetapi akan jauh lebih mengesankan lagi kalau ada penonton," kata Guardiola.
Dari 17 tim Liga Inggris yang bermain lagi musim ini hanya Chelsea, Aston Villa, Southampton, West Ham dan Tottenham Hotspur yang penampilan kandangnya meningkat ketika tak ada penonton di stadion, dibandingkan dengan saat stadion masih disesaki suporter.
Baca Juga:Leicester Balik Menang Kontra Liverpool, Rodgers Puas dengan Kinerja Timnya
"Tanpa suporter di stadion, tim tuan rumah tak lagi memiliki keuntungan memiliki suporter yang menyemangatinya," kata manajer Everton Carlo Ancelotti.
Hasil analisis ESPN terhadap 288 pertandingan Liga Premier sebelum lockdown musim 2019-2020 dan 317 pertandingan setelah lockdown selama sisa musim 2019-2020 dan musim 2020-2021, menunjukkan terjadi penurunan jumlah gol saat pertandingan kandang dari rata-rata 1,5 gol per pertandingan sebelum lockdown menjadi 1,4 gol per laga sesudah lockdown.
Tim tandang selalu mendapatkan hasil lebih baik setelah lockdown dibandingkan sebelum lockdown. Kemenangan kandang berkurang 2 persen, sebaliknya kemenangan tandang naik 26 persen.
Kartu kuning untuk tim tandang juga turun dari rata-rata 1,9 kartu per laga menjadi 1,5 kartu per pertandingan selama tak ada penonton. Ini menandakan wasit tak lagi terprovokasi keadaan di dalam lapangan.
"Laga kandang dan tandang jadi berbeda, tak seperti dulu," kata bos Manchester United Ole Gunnar Solskjaer.
Baca Juga:Klasemen Terbaru Liga Inggris: Manchester City Makin Tak Terkejar
Dan bedanya, kata Michael Caulfield, psikolog olahraga terkemuka Inggris, “faktor pengintimidasi hilang di mata lawan.”
- 1
- 2