SuaraJawaTengah.id - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI-P, Ruhut Sitompul memberikan komentar pedas soal Cak Nun yang akan mengancan menurunkan Presiden Joko Widodo.
Ruhut Situmpul menganggap, ancaman Cak Nun hanya bagian dari lawakan dan tak mungkin bisa dilakukannya.
"Cak Nun ancam turunin Presiden andaikan Negara sudah darurat, ha ha ha tertawa Aku termehek mehek emangnya Supir Presiden Taxi bisa dituruni dipinggir jalan ngebacot pakai Otak jgn pakai Dengkul Perusahaan Taxinya saja sudah lama bubar MERDEKA," tulis Ruhut Sitompul pada akun twitter @ruhutsitompul
Ancaman Cak Nun yang akan menurunkan Presiden itu pun juga ditanggapi mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.
Baca Juga:Jokowi Serahkan Barang Hasil Gratifikasi Senilai Rp8,7 Miliar ke Negara
Ferdinand menyatakan, Cak Nun beraninya hanya bicara, namun jarang terwujud.
"Omongan begini sudah biasa keluar dari Cak Nun dan Rizieq Sihab, tp cm sebataas kata2 yang tak pernah bs diwujudkan. Biarlah mulutnya berkoar2, tak perlu kita tanggapi seriys, cukup tertawakan saja," tulis @FerdinandHaean3
Dilansir dari Hops.id jaringan Media Suara.com, Pendakwah Cak Nun mengaku bisa saja menurunkan Presiden. Ia mencontohkan, turunya Presiden Soeharto waktu itu karena mendapat bisikannya. Hal itu dilakukan karena Indonesia sudah dalam kondisi darurat.
Disitat dari video berjudul ‘Hancurnya Indonesia Dimulai Rezim Ini’ yang baru-baru ini tayang di saluran Youtube Ayo Berbagi Ilmu, Cak Nun pertama-tama mengaku acap berseberangan dengan pemerintah. Namun, perbedaan tersebut bukan membuatnya benci, melainkan menuntutnya untuk cinta dan peduli.
“Pikiran saya berbeda mengenai Indonesia, saya punya cara berpikir yang berbeda dengan semuanya. But, I love you. Berbeda tidak masalah, dan saya tidak akan masalah, tidak akan memaksakan kehendakmu,” ujar Cak Nun, dikutip Senin (15/2/2021).
Baca Juga:Sanksi Tolak Vaksinasi Covid-19, Ganjar: Yang Belum Setuju Butuh Diedukasi
Cak Nun menambahkan, jika harus bicara jujur, dia sejatinya tak setuju dengan konsep NKRI saat ini. Bahkan, dia juga mengaku tak setuju dengan sistem dan pemimpin negaranya. Kendati demikian, dia tetap mencintai Indonesia.
“Saya hari ini tidak setuju dengan NKRI, presidennya saya juga tidak setuju, sistemnya juga tidak setuju, but I love you.”
“Kalau wanita terjalanjur hamil, apa kita pukulin laki-lakinya atau anaknya kita lahirkan dan kita santuni? Itu yang terjadi pada Indonesia, karena aku mencintai baik laki-lakinya, perempuannya, maupun anaknya. Saya akan mencintai mereka semua,” terangnya.
Lebih jauh, Cak Nun mengklaim, dia telah membuat sejumlah teori atau gambaran ideal untuk memajukan negara. Namun demikian, kata dia, Indonesia tidak membutuhkan jasanya. Sehingga, dia lebih memilih diam.
“Ngomongin perdamaian, saya punya catatan banyak sekali mengenai itu. Tapi tidak bisa saya omongkan 100 persen. Saya punya teori macem-macem, banyak sekali. Tapi karena Indonesia enggak butuh saya, ya saya diam saja. But I love you, dari jauh aku tetap mencintaimu,” tegasnya.
Cak Nun berkisah, dahulu Soeharto turun dari jabatannya sebagai Presiden RI lantaran dia yang memintanya. Kini, dia bisa saja melakukan hal serupa, asalkan situasi negara sudah benar-benar gawat.
“Saya ini sebenernya tidak percaya dengan Indonesia, tapi Anda jangan marah. Saya yang bikin turun Pak Harto. Saya yang ngomongin Pak Harto secara pribadi, dan saya ingin melakukan itu lagi pada suatu hari.”
“Kalau negara sudah darurat, saya akan turunkan (presiden) lagi,” kata dia.