Kemunculan Putra-Putri Politikus di Soloraya, dan Kuatnya Politik Dinasti

Kemunculan putra-putri politikus di Soloraya dari Gibran hingga Yuni Bupati Sragen, apakah instrumen kuatnya politik dinasti di wilayah tersebut?

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 25 Februari 2021 | 11:37 WIB
Kemunculan Putra-Putri Politikus di Soloraya, dan Kuatnya Politik Dinasti
Gibran Rakabuming Raka salah satu putra politikus atau kader partai PDI Perjuangan Joko Widodo yang sukses menjadi Wali Kota Solo dua periode dan saat ini menjadi Presiden RI dua periode. (Solopos/Nicolous Irawan)

SuaraJawaTengah.id - Politikus Solo Raya memang mempunyai magnet tersendiri di kancah nasional. Maka tidak sedikit saat orang tuanya sukses, putra-putrinya akan meneruskan karier di dunia politik. 

Hal itu tentu saja menjadi wajar dilakukan, karena sosok keluarga tersebut sudah terkenal. Maka munculnya anak politikus terjun ke dunia politik diyakini bisa mendongkrak suara di Partai. 

Namun demikian, sebaiknya regenerasi di dunia politik dari kalangan keluarga didasarkan kepada rasionalitas. Figur generasi baru yang muncul harus memulai perjuangan dari bawah, membersamai partai politik dalam menginisiasi kemajuan.

Dilansir dari Solopos.com, Pengamat politik UNS Solo, Agus Riewanto menyebut,  regenerasi politik memang harus ada. Sebab politik itu memang harus dimudakan.

Baca Juga:Politikus PDIP Sebut Habib Rizieq Bakal Diazab Allah Gara-gara Ini

“Dalam pengertian kepemimpinan politik itu mesti bersirkulasi dengan generasi muda. Supaya ada harapan bahwa politik kita lebih berorientasi kepada kebajikan, atau lebih berorientasi kepada masa depan,” ujarnya, Rabu (24/2/2021).

Keberadaan generasi muda yakni putra-putri mahkota politikus, menurut Agus, dapat mendinamisasikan berbagai instrumen dalam dunia politik. Namun terkait regenerasi politik dari keluarga sendiri ia menekankan pentingnya memulai dari bawah dan dari awal.

“Dengan tumbuh dan berkembang dari bawah, bekerja keras bersama partai, harapannya mereka bisa menginisiasi pertumbuhan dan perkembangan masyarakat melalui ide dan gagasan yang segar dan membangun,” katanya.

Agus juga menggarisbawahi pentingnya regenerasi politik dari kalangan keluarga karena proses alamiah, bukan karena paksaan. Dengan berbagai alasan, seorang tokoh politik bisa saja menyeting anaknya agar terjun ke dunia politik.

“Masalahnya apa mereka didasarkan rasionalitas, bukan nama besar orang tua? Kalau hanya di-setting, itu yang tak baik. Dia tak menjadi diri sendiri alias hanya akan copy paste ayahnya, tak ada nilai autentik,” urainya.

Baca Juga:Diduga Terkait Suap Bansos, KPK Terima 2 Brompton dari Operator Ihsan Yunus

Agus menerangkan putra-putri mahkota politikus biasanya akan mempunyai karier cemerlang bila orang tuanya dianggap publik sebagai figur yang baik. Tak perlu membuat jalur tikus lagi, putra mahkota tinggal melenggang di jalan yang ada.

“Karier akan cepat meroket karena nama besar orang tua. Selain itu para putra mahkota sudah mempunyai jaringan yang notabene jaringan orang tuanya. Jadi tinggal jalan saja, tidak perlu membuat jalan tikus,” katanya.

Modal Sosial

Sebagai putra mahkota, mereka juga sudah mempunyai modal sosial, politik, dan ekonomi yang cenderung mapan. Berbagai modal tersebut akan sangat mendongkrak sosok putra mahkota di masa-masa awal kariernya.

Sebagaimana diinformasikan, ada sedikitnya tujuh figur putra-putri mahkota yang terkait dengan politikus asal Soloraya. Berikut nama-nama mereka:

1. Gibran Rakabuming Raka (putra sulung Presiden Jokowi)
2. Bobby Nasution (menantu Presiden Jokowi)
3. Rheo Fernandez (putra mantan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo)
4. Kusdinar Untung Yuni Sukowati (putri eks Bupati Sragen, Untung Wiyono)
5. Untung Wibowo Sukowati (putra eks Bupati Sragen, Untung Wiyono)
6. Ilyas Akbar Almadani (putra Bupati Karanganyar, Juliyatmono)
7. Disa Ageng Alifven (putra eks Wabup Karanganyar, Paryono)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini