Tetap Ceria Meski Fisik tak Sempurna, Ini Kisah Balita dari Banjarnegara

Balita dari Banjarnegara ini terlihat ceria meski menderita bibir sumbing

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 10 April 2021 | 12:41 WIB
Tetap Ceria Meski Fisik tak Sempurna, Ini Kisah Balita dari Banjarnegara
Balita penderita bibir sumbing Hilya Zuyinuha di Banjarnegara. [Suara.com/Citra Ningsih]

SuaraJawaTengah.id - Ketidaksempurnaan fisik tidak menyurutkan keceriaan diwajah Hilya Zuyinuha, Balita yang menderita bibir sumbing sejak lahir di Banjarnegara.

Balita yang akrab disapa Hilya ini merupakan anak kedua dari Khotimah (36) dan Rasiun (40). Hilya tumbuh di keluarga yang kurang mampu, bahkan tempat tinggal hilya persis berada diantara kandang hewan ternak yang Berada di Kabupaten Banjarnegara.

"Depan rumah itu kandang kambing dan sapi, di belakang kandang bebek dan kolam, ya semuanya milik orang bukan milik sendiri," ungkap Khotimah sambil menggendong Hilya di Banjarnegara Kamis (8/4/2021).

Sudah 15 bulan Hilya tinggal dirumah ukuran 4x6 meter persegi bersama ibu dan kakaknya. sementara Ayah Hilya, Rasiun (40) kerap bekerja diluar kota sebagai kuli bangunan.

Baca Juga:Waduh! Jateng di Rumah Saja, Bupati Wing Chin Malah Blusukan ke Pasar

Sebagai ibu, Khotimah ingin sekali Hilya dapat segera di operasi. Namun karena keterbatasan biaya, Ia hanya bisa berharap Tuhan akan membantunya melalui siapa saja.

"Saya hanya dirumah karena harus mengurus anak, untuk memenuhi kebutuhan kami sekeluarga hanya mengandalkan Suami," katanya.

Mengingat kenyataan ekonomi yang dihadapinya, Khotimah mengaku kerap kali menangis diam diam saat mengamati Hilya sedang asyik bermain bersama teman temannya.

"Saya ya ingin sekali Hilya di operasi, biar sama seperti teman temannya," jelas Khotimah sambil menahan air matanya dibalik jilbab coklat yang Ia pakai.

Kadus II Gunungsari Desa Gununglangit Kecamatan Kalibening, Kab Banjarnegara, Jawa Tengah, Santoso mengatakan pasien berasal dari keluarga kurang mampu karena berasal dari keluarga dengan penghasilan

Baca Juga:Ganjar Serukan Jateng di Rumah Saja, Mudasir Pasrah Hanya di Becak Saja

Menurutnya, ayahnya bekerja sebagai buruh harian di bangunan. Sehingga untuk membiayai rumah sakit memang berat.

"Keluarga pasien merupakan warga kami yang betul-betul kondisinya tidak mampu untuk bisa mengobati anaknya untuk berobat ke rumah sakit, karena betul-betul tidak mampu," katanya.

Pemerintahan Desa Gununglangit berupaya menghubungkan dengan Pemerintah Daerah agar pasien memperoleh fasilitas Jamkesda. Sehingga warganya bisa memperoleh pengobatan ke rumah sakit.

Kontributor : Citra Ningsih

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak