"Pendapatan tidak menentu, karena tidak setiap hari mereka pergi ke luar kota, sehingga tidak selalu butuh,"imbuhnya.
Sementara untuk biaya dan pengeluaran Panti ,dirinya dibantu oleh para donatur dan usaha kecil kecilan seperti ternah lele dan jasa laundry yang dikelolanya.
"Ya kalau cuma mengandalkan uang saya mustahil terpenuhi, karena untuk kebutuhan setiap pagi saja sudah Rp 500 ribu, buat anak anak sekolah, naik angkot dan uang saku, belum lain lain," jelasnya.
Selain memenuhi dalam bidang pendidikan, dirinya juga rutin mengajarkan anak anak Panti untuk belajar Al Quran dan kelas bakat lainnya.
Baca Juga:Hari Kartini, Putri Koster Ingin Perempuan Tetap Tangguh saat Pandemi
Perjuangan mendirikan dan mengelola Panti Griya Amanah tentu melalui banyak ujian berat. Dalam setahun ,Ia di usir 3 kali dari pemilik rumah.
"Itu tahun 2020, karena saya belum punya rumah sendiri, masih ngontrak," jawabnya sambil menangis mengingat memori kelam.
Namun atas ketegaran dan tekad yang kuat, Ia tepis rasa putus asa yang kerap terbersit ketika berbagai ujian datang menerpa. Kini, berkat usaha dan doa, Panti Griya Amanah sudah memiliki tempat sendiri meskipun masih sangat terbatas.
"Anak laki - laki kami pisah di rumah kontrakan, karena disini untuk putri dan lansia, sudah tidak cukup," tambahnya.
Salah satu anggota Panti Griya Amanah, Sartimah (58) mengatakan bahwa dirinya sangat tertolong oleh Ambu Ivon karena sudah menampung dirinya.
Baca Juga:Twibbon Hari Kartini: Link Download hingga Cara Mudah Membuatnya
"Kaki saya kan sakit, tidak bisa berjalan normal dari dulu, saya makasih sekali sama Ambu," kata Sartimah sambil menangis.