Kisah Haru Dokter Jadi Mualaf: Salat Ngumpet hingga Ancaman Dibunuh Suami

Sebelumnya menjadi mualaf, Carissa pemeluk agama Kristen.

Ronald Seger Prabowo
Kamis, 22 April 2021 | 07:18 WIB
Kisah Haru Dokter Jadi Mualaf: Salat Ngumpet hingga Ancaman Dibunuh Suami
Dokter gigi bernama Carrisa Grani menjadi mualaf saat pandemi Covid-19. [Suara.com/dok]

SuaraJawaTengah.id - Perjalanan seseorang menuju Islam seutuhnya atau hijrah tak jarang menyisakan cerita dan kisah inspiratif nan menyentuh kalbu.

Termasuk perjalanan yang dialami seorang dokter gigi bernama Carrisa Grani menjadi mualaf saat pandemi Covid-19. Tak tanggung-tanggung, dia sempat diancam dibunuh suami karena hijrahnya.

Sebelumnya menjadi mualaf, Carissa pemeluk agama Kristen dan besar dari keluarga Kristen. Ia menempuh pendidikan dari SD sampai SMP di sekolah Katolik.

Carissa menikah dengan seorang pria bernama Genesy Kaunang, adik artis Tessa Kaunang. Ketertarikannya akan Islam justru muncul ketika awal pandemi Covid-19 di Maret 2020 dengan penerapan protokol kesehatan.

Baca Juga:Anak Cak Nun Masuk Islam Gara-gara Jawaban Cara Setan Berkembang Biak

"Entah kenapa saya melihatnya seperti muslimah yang jaga wudu ga mau salaman," kata Carissa dilansir dari YouTube Rasil TV berjudul "drg. Carissa Grani, MM. AAAK. || Corona Membawa Saya Masuk Islam," katanya dilansir Terkini.id--jaringan Suara.com, Kamis (22/4/2021).

"Ini ajaran agamanya kok baik sekali ya," pikir Carissa Grani ketika itu.

Tak sampai di situ, Carissa lalu mulai mencari di internet seputar informasi mengenai manfaat wudu, manfaat gerakan salat dan alasan muslimah memakai niqab. Carissa Grani menganggap semua ajaran Islam itu secara ilmiah bisa dibuktikan.

"Gerakan salat kenapa harus begini itu semua bisa dijelaskan secara medis," ucapnya

Mulai muncul pertentangan di batin wanita yang mengambil gelar dokter giginya di Universitas Indonesia (UI). Carissa merasa ada di persimpangan jalan.

Baca Juga:Masjid Cikoneng: Saksi Kekejaman Belanda Memberondong Jemaah Salat Jumat

Singkat cerita, Carissa lantas meminta dibimbing membaca syahadat. Hari itu adalah hari bersejarah dalam hidup Carissa. Ia masih ingat ketika itu tanggal 15 Maret 2020.

Keputusan Carissa menjadi mualaf ternyata tanpa sepengetahuan suami. Carissa salat diam-diam di rumah takut ketahuan suami. Sampai akhirnya suami memergoki Carissa sedang salat tahajud. Melihat istrinya beribadah secara Islam, suami Carissa emosi.

Carissa mengalami tindak kekerasan dari suami. Mulai dari ditampar, dijambak hingga kepalanya dibenturkan ke tembok. Tidak hanya itu, suaminya juga mengancam membunuh anak ketiga mereka jika Carissa Grani pindah agama.

Carissa lalu dibawa suaminya ke rumah mertua. Di rumah mertua, Carissa kembali dipukuli suami. Dia dianggap kemasukan setan lalu didoakan. Ternyata keributan di rumah Carissa diketahui polisi.

Menurut Carissa, polisi datang ke rumahnya karena mendapat laporan dari warga adanya keributan di rumahnya. Awalnya Carissa enggan melapor ke polisi.

Namun setelah dibujuk polisi, Carissa akhirnya mau visum dan melaporkan KDRT yang dilakukan suaminya ke Polres Metro Jakarta Barat.

Akhirnya Carissa memutuskan bercerai dengan suaminya. Carissa juga mencabut laporannya karena suaminya mau memenuhi syarat yang ia ajukan.

Pihak keluarga Carissa pun tidak mempermasalahkan dirinya pindah agama. Bahkan kini keluarga Carissa menghormati dirinya yang menjalani ibadah puasa.

"Sekarang kalo saya salat mereka menghargai. Puasa ini mereka siapin sahurnya," tutur Carissa Grani.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak