Mantan Politisi PKPI Sebut Perang Palestina dan Israel Takkan Selesai

Teddy Gusnaidi mengutuk segala bentuk kekerasan, yang mengakibatkan korban sipil terus berjatuhan dari kedua belah pihak.

Ronald Seger Prabowo
Senin, 17 Mei 2021 | 10:52 WIB
Mantan Politisi PKPI Sebut Perang Palestina dan Israel Takkan Selesai
Dewan Pakar PKPI Teddy Gusnaidi. (YouTube/Indonesia Lawyers Club)

SuaraJawaTengah.id - Mantan politisi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Teddy Gusnaidi mengutarakan bahwa ia tau bagaimana cara menghentikan konflik antara Palestina-Israel, agar kedua negara itu segera memproklamirkan perdamaian.

Teddy memang mengutuk segala bentuk kekerasan, yang mengakibatkan korban sipil terus berjatuhan dari kedua belah pihak. Maka dari itu agar konflik mereka segera reda, Teddy membagikan beberapa cara di akun twitternya untuk mendamaikan Palestina-Israel tersebut.

Pertama, menurut Teddy apapun alasannya, perang Palestina dengan Israel bukan suatu hal yang patut didukung. Biarkan masing-masing negara memiliki sikap, apakah melalui perundingan atau mengirimkan pasukan perdamaian.

"Tugas kita (warga negara Indonesia), jaga negara ini, jgn sampai seperti Palestina-Israel," cuitnya di akun twitter @TeddyGusnaidi, Minggu (16/05/2021).

Baca Juga:Turun ke Jalan New York, Bella Hadid Kibarkan Bendera Palestina

Kedua, sebagai warga negara Indonesia mestinya lebih bijak dalam memahami konflik kedua negara itu. Sebab Teddy belum tau apa penyebab dari konflik yang terjadi di sana, ia hanya mendengar dan membaca informasi yang pro dan kontra saja. Bahkan parahnya, menurut Teddy masyarakat Indonesia justru sering termakan hoax bahwa perang Palestina-Israel yakni perang agama.

"Perang Palestina-Israel tidak pernah selesai, mereka saling serang, kalau tidak israel yang menyerang, palestina yang menyerang. Begitu aja terus, mereka hidup dengan ego masing-masing, tidak mau saling mengalah. Keegoisan mereka itu ditularkan keseluruh dunia," kata Teddy.

Ketiga, Teddy mengaku heran di Indonesia sering terjadi pertikaian lantaran konflik kedua negara tersebut. Padahal yang berperang negara lain, tapi pemerintah yang bersikap diam, terkadang disalahkan. Seolah-olah tak ada yang menyalahkan Palestina dan Israel yang keduanya dinilai begitu egois dan keras kepala.

"Kita bicara kemanusiaan tapi kita membela Palestina maupun Israel yang tidak pernah peduli akan kemanusiaan. Bahkan mereka tidak peduli akan rakyat mereka sendiri, mereka saling membunuh. Seharusnya yang kita salahkan dan maki-maki itu mereka bukan pemerintahan kita," jelasnya.

Keempat, Teddy menduga melalui konflik dengan cara perang seperti itu, mereka hanya memanfaatkan untuk mencari keuntungan. Sehingga ketika mereka berperang, lalu dipublikasikan itu bisa menarik perhatian penjuru dunia. Termasuk Indonesia, untuk mengucurkan bantuan donasi ke salah satu negara tersebut.

Baca Juga:Serukan Ganyang Israel, Ulama Syiah Irak Siapkan Bantuan untuk Palestina

Lalu kelima, demi menegakkan rasa kemanusiaan untuk menghentikan konflik Palestina dan Israel itu sebenarnya sangat mudah. Negara-negara diseluruh dunia harus sepakat untuk menghentikan segala macam bantuan kepada kedua negara tersebut. Kemudian bentuk koalisi untuk mengkudeta pemerintah Palestina dan Israel, maka perang otomatis akan selesai.

Dengan begitu, jika pemerintah Palestina dan Israel sudah dikuasi oleh pihak yang menginginkan perdamaian. Konflik mereka itu bisa diselesaikan di meja perundingan. Tanpa harus mengorbankan satu pun rakyat sipil baik rakyat Palestina maupun rakyat Israel.

"Ultimatum saja, jika masih begitu terus dan rakyat sipil yang jadi korbannya, maka negara-negara ini akan mengambil alih pemerintahan. Jika negara-negara lain tidak sepakat, ya sudah, Indonesia tidak perlu terlalu terlibat atas kepongahan dan ego Palestina-Israel," ucap Teddy.

Terakhir, menurut Teddy kalau tidak mengikuti cara seperti itu, maka konflik Palestina-Israel itu akan terus berulang. Lalu banyak yang individu atau negara yang menggalang donasi untuk mereka. Sedangkan aliran uang donasi tidak tau larinya kemana.

Kontributor: Fitroh Nurikhsan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak