SuaraJawaTengah.id - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengungkapkan lonjakan kasus positif covid-19 di Kudus, Jawa Tengah sangat parah hingga 7.594 persen hanya dalam 3 pekan pasca lebaran.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan angka keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di Kudus bahkan mencapai 90,2 persen per 8 Juni 2021.
"Kenaikan kasus di Jawa Tengah dikontribusikan Kudus naik 7.594 persen, Jepara naik 682 persen, Sragen naik 338 persen, Kota Semarang naik 193 persen, dan Semarang naik 94 persen," kata Wiku dalam jumpa pers virtual, Rabu (9/6/2021).
Wiku meminta antar daerah untuk saling berkoordinasi dan membantu jika terjadi lonjakan kasus positif Covid-19 di daerah sekitarnya.
Baca Juga:Di Balik Meledaknya Covid-19 di Kudus, Dari Keterbatasan SDM Hingga Tradisi Lebaran
“BOR yang tinggi dapat diturunkan dengan mengonversi tempat tidur biasa dengan tempat tidur untuk layanan Covid-19 atau bisa juga mentransfer pasien ke RS di wilayah terdekat,” ujar Wiku.
Wiku juga meminta semua pemerintah daerah di Jateng untuk melakukan antisipasi dengan penguatan 3T; testing, tracing, dan treatment agar lonjakan kasus dapat terkendali dengan baik.
Penanganan Kasus Covid-19 di Jateng
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo terus melakukan pemantauan penanganan Covid-19 di Jawa Tengah. Tak hanya daerah zona merah, berbagai daerah juga dicek Ganjar untuk memastikan tak ada persiapan yang salah.
Selasa (8/6/2021) kemarin Ganjar mengecek kesiapan penanganan Covid-19 di Kabupaten Semarang. Hari ini, Rabu (9/6), Ganjar kembali terjun ke lapangan untuk mengecek fasilitas kesehatan di Kota Salatiga.
Baca Juga:Waspada! Serang Anak hingga Lansia, 100 Warga Garut Tiap Hari Terpapar Covid-19
Dua tempat disidak Ganjar hari itu. Diantaranya Rumah Sakit Paru dr Ario Wirawan dan Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga. Di dua tempat itu, Ganjar mengecek persiapan penanganan lonjakan kasus Covid-19.
Di RS Paru Ario Wirawan, Ganjar melihat tempat isolasi yang disediakan. Ia juga menanyakan kondisi rumah sakit dan langkah-langkah antisipasi yang dilakukan jika terjadi peningkatan.
"Intinya kami sudah siap sejak awal. Saat ini kami memiliki 60 tempat tidur isolasi dan 7 ICU untuk Covid-19. Dalam satu atau dua hari, kami akan tambah lagi 27 tempat tidur isolasi dan tiga ICU," kata Direktur RS Paru Ario Wirawan, Farida Widayati.
Kepada Ganjar, Farida mengatakan jika 70 persen layanan di rumah sakit itu nantinya akan digunakan untuk penanganan Covid-19. Sementara 30 persen sisanya untuk pelayanan umum.
"Sementara untuk pasien Covid-19 yang kami rawat, 30 persen berasal dari Salatiga dan sisanya dari berbagai daerah seperti Kudus, Demak, Jepara, Grobogan dan sekitarnya," ucapnya.
Ganjar sendiri cukup puas dengan persiapan penanganan Covid-19 di rumah sakit itu. Sebab di tempat itu, penanganan Covid-19 sudah tertata baik dengan SOP yang ketat.
"Ini bagus, karena landskapnya yang luas, jadi ruangan pasien Covid-19 bisa di gedung sendiri dan terpisah. Tempatnya dijaga ketat, ndak ada orang berseliweran. Dan yang paling penting, tidak ada yang ditunggui keluarga, semua dihandle oleh perawat dan dokter," ucapnya.
Ganjar juga senang dengan keputusan penambahan tempat tidur, baik ICU maupun isolasi di rumah sakit tersebut. Kalau sekarang hanya memiliki 60 isolasi dan 7 ICU, maka dalam dua hari ke depan akan ditambah 27 untuk isolasi dan 3 untuk ICU.
"Cara ini adalah cara yang bagus, yakni meningkatkan kapasitas. Kalau ada yang kesulitan, langsung kontak kami di Pemprov, pasti akan kami bantu. Seperti ini tadi, butuh ventilator untuk ICU, hari ini saya bantu dua. Jadi biar cepat," tegasnya.
Ganjar berharap semua rumah sakit di Jateng melakukan hal yang sama. Persiapan-persiapan untuk mengantisipasi lonjakan seperti penambahan tempat tidur harus dilakukan.
"Mudah-mudahan cepat selesai, tapi antisipasi perlu dilakukan agar siap," pungkasnya.