SuaraJawaTengah.id - Sebuah pabrik sepatu di Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar secara mandiri menutup operasional selama 10 hari mulai 15 Juni lalu.
Hal itu dilakukan setelah sebanyak 107 karyawan sebuah pabrik sepatu di Jaten terkonfirmasi positif Covid-19.
Kabid Hubungan Industrial Disdagnakerkop UKM Karanganyar Hendro Prayitno mengatakan, kasus penularan Covid-19 di pabrik sepatu Jaten merupakan yang terbanyak sepanjang sejarah industrial di Karanganyar.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Disnakertrans Provinsi Jateng dan manajemen perusahaan, terkait pemenuhan hak-hak karyawan selama perusahaan diliburkan 10 hari. Pihak perusahaan akan mengupayakan agar hak karyawan tetap dipenuhi,” katanya dilansir dari Timlo.net--jaringan Suara.com, Kamis (24/6/2021).
Hal itu sesuai Permenaker 2/2021 tentang Pelaksanaan Pengupahan pada Industri Padat Karya Tertentu dalam Masa Pandemi Covid-19.
Baca Juga:Gagal Bunuh Diri, Ini Detik-detik Menegangkan Penyelamatan Mahasiswi Terjun ke Sungai
Berkaca dari kasus di pabrik sepatu tersebut, Pemkab Karanganyar mengimbau pada perusahaan untuk lebih mengetatkan penerapan protokol kesehatan (prokes).
“Perusahaan jika bisa, ambil kebijakan untuk membatasi mobilitas karyawannya. Misal ada larangan pergi ke luar daerah untuk sementara. Atau kebijakan lain, dalam upaya meminimalisasi kemungkinan karyawan terpapar virus Covid-19. Silakan, tergantung kebijakan masing-masing perusahaan,” imbuhnya.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kecamatan Jaten, Dwi Sapto Aji mengatakan perusahaan tersebut melaporkan hasil swab antigen terhadap 745 karyawan secara bertahap.
Pada 14 Juni 2021, keluar hasil tes swab antigen 14 karyawan yang positif. Lalu 15 Juni 2021, bertambah 10 karyawan positif, 20 Juni 2021 tambah 73 karyawan yang hasilnya positif, serta 22 Juni tambah lagi 10 karyawan.
“Sampai Selasa sore, tercatat 107 karyawan. Itu dari 745 orang yang diswab. Total ada 1.100 karyawan di sana. Jadi menunggu hasil swab sisa 355 lainnya,” kata Dwi, dilansir Timlo.net--jaringan Suara.com.
Baca Juga:Hendak Bunuh Diri Terjun ke Sungai, Mahasiswi Cantik Panjat Pembatas Lalu Byuurrr...
Manajemen berinisiatif melakukan swab secara massal ke klinik maupun mandiri oleh karyawan sendiri. Mereka yang hasilnya reaktif langsung diminta isolasi di rumah atau indekos.
Sesuai keputusan manajemen, pabrik ditutup selama 10 hari mulai 15 Juni. Jumlah karyawan tertular cukup banyak, sehingga dikhawatirkan menular ke luar pabrik atau perkampungan jika tak segera lockdown.
Kepala Desa/Kecamatan Jaten, Hargo Satoto memastikan tidak ada karyawan positif Covid-19 asal desanya. Mereka kebanyakan dari Kecamatan Matesih, Mojogedang, Kabupaten Sukoharjo dan Sragen. Ia meminta perusahaan tetap kooperatif melaporkan hasil swab.
“Silakan (swab) ke klinik terdekat. Tapi hasilnya langsung dilaporkan ke satgas. Supaya tracingnya cepat,” tegasnya.
Ada 11 orang yang dilaporkan indekos di Jaten. Mereka juga dalam pemantauan, karena rumah kosnya di tengah perkampungan warga.