SuaraJawaTengah.id - Ruang isolasi rumah sakit rujukan Covid-19 di Kabupaten Brebes kewalahan menghadapi lonjakan jumlah pasien dalam beberapa hari terakhir. Selain jumlahnya meningkat drastis, tren pasien juga berubah.
Kepala Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang juga Sekretaris Satgas Covid-19 RS Bhakti Asih Brebes, Muhammad Iqbaluddin mengungkapkan, tren pasien Covid-19 yang masuk ke rumah sakit saat ini mengalami pergeseran. Mereka tak lagi didominasi lansia, tapi usia muda.
"Kalau dulu saat awal-awal pandemi kebanyakan pasien yang masuk itu lansia usia 50 tahun ke atas dan yang berkomorbid, sekarang ini lebih ke pasien usia produktif. Usia 40-an banyak, bahkan ada yang anak-anak dan balita," kata Iqbal saat dihubungi Kamis malam (24/6/2021).
Selain usianya tergolong masih muda dan anak-anak, lanjut Iqbal, mayoritas pasien tersebut juga kondisinya sudah parah saat dibawa ke rumah sakit. Akibatnya, nyawa mereka tak terselamatkan.
Baca Juga:Bupati Ade Yasin: Ledakan Kasus Covid-19 di Bogor Terjadi Usai Lebaran
"Kebanyakan sekarang ini pasien yang masuk kondisinya sudah parah, saturasinya jelek. Tadi pagi ada yang masuk juga, tapi meninggal dua orang. Mereka datang di ICU sudah jelek sekali kondisinya dan akhirnya tidak tertolong," ujarnya.
Iqbal juga menyebut gejala yang dialami para pasien lebih kompleks. Mereka tidak hanya mengalami batuk, pilek dan demam seperti umumnya dialami orang yang terpapar Covid-19, tetapi juga diare, muntah, pegal-pegal dan sakit pada sendi.
Gejala yang berubah tersebut, kata Iqbal kemungkinan karena virus corona yang menginfeksi merupakan varian baru.
"Mungkin karena varian baru, tapi ini perlu penelitian lebih lanjut. Cuma seperti itu saat ini trennya," tuturnya.
Iqbal mengatakan, pelayanan pasien Covid-19 di RS Bhakti Asih sempat ditutup sementara pada Rabu (23/6/2021) karena ruang isolasi yang memiliki kapasitas 36 tempat tidur sudah penuh. Sejumlah pasien pun harus antre terlebih dahulu di IGD.
Baca Juga:Mengerikan! Kasus Covid-19 Indonesia Urutan ke-5 Tertinggi Dunia
"Semalam kami buka bangsal isinya 17 tempat tidur untuk menambah kapasitas. Dari jumlah itu, saat ini sudah terisi 10. Ada sisa tujuh tempat tidur, tapi yang lima juga sudah dipesan pasien yang kemarin masuk daftar tunggu. Jadi ini sisa dua tempat tidur. Kemungkinan malam ini atau besok penuh lagi," ujarnya.
Menurut Iqbal, saat pelayanan ditutup, belasan pasien Covid-19 yang datang terpaksa ditolak. Mereka merupakan pasien yang dirujuk dari sejumlah daerah di sekitar Brebes.
"Kemarin itu ada sekitar 13 pasien yang kami tolak hanya dalam sehari. Mereka rujukan dari berbagai daerah seperti Cirebon, Kabupaten Tegal, Kota Tegal. Sepantura itu banyak yang cari sampai ke kami," ujarnya.
Iqbal mengatakan, selain menambah tempat tidur, langkah lain yang dilakukan untuk mengatasi penuhnya ruang isolasi yakni dengan memulangkan pasien yang kondisinya sudah membaik.
"Nanti dievaluasi dulu, kalau hasil rontgen baik kita pulangkan. Jadi pasien yang kondisinya lebih berat bisa masuk," katanya.
Kontributor : F Firdaus