Tidak Menerima Bantuan Uang
Uniknya, dapur umum ini tidak menerima sumbangan dari luar berupa uang tunai. Bantuan berupa uang menurut mereka rawan disalahgunakan dan bisa mengundang fitnah.
Jika memang kepepet harus membeli bahan tambahan, uangnya biasanya diambil dari sumbangan donatur tetap yang saat ini jumlahnya tak lebih dari 3 orang.
“Kami tidak menerima donasi dalam bentuk uang untuk menghindari fitnah. Takutnya ada bantuan kayak gini kok berbentuk uang, bisa disalahgunakan. Kalau ada yang donasi bentuk barang kami terima.”
Baca Juga:Unik! Gatot Kaca di Magelang Ikut Disuntik Vaksin Covid-19
Selain berdonasi mandiri, dapur umum melibatkan 20-30 relawan dari mulai mengemas makanan hingga distribusi. Khusus mengantar makanan ke rumah isolasi warga, relawan didampingi perangkat desa.
Sebab perangkat desa yang mengetahui persis data warganya yang melakukan isolasi mandiri. Saat mengantar makanan, perangkat desa atau tim relawan tidak boleh mengenakan seragam institusi.
Tujuannya agar warga yang sedang melakukan isolasi mandiri tidak merasa terintimidasi dan terkucil. Prosedur kesehatan wajib dipatuhi relawan yang bertugas mengantar makanan.
“Biasanya kami ketok pintu dan mereka melihat dari jendela. Makanan kami taruh di teras. Saat kami pergi baru mereka ambil. ‘Terima kasih sekali mas sudah membantu makanan ini’. Mereka berharap ada makanan mateng selain bahan mentah seperti mie instan dan beras.”
Camat Grabag, Sri Utari mengapresiasi inisiatif warga membantu kebutuhan makan warga lainnya yang sedang menjalani isolasi mandiri. Kasus penularan Covid di Desa Sidogede tergolong besar sehingga tidak mungkin diatasi sendiri.
Baca Juga:Vaksinasi Dorong Tingkat Kesembuhan Tenaga Kesehatan
“Baru kali ini Grabag meledak sehebat ini. Saya membuka posko terpadu. Tentu kalau hanya oleh Dana Desa pasti kerepotan. Kalau tidak dibantu oleh warga masyarakat, ini tidak akan mungkin mampu,” kata Sti Utari.
Kantor Desa Sidogede ditutup sementara karena kepala desa dan beberapa perangkat diketahui tertular Covid. Mereka diantara 108 orang yang menjalani isolasi mandiri.
“Kebetulan kepala desa beserta keluarga, sekdes beserta keluarga, dan beberapa perangkat Desa Sidogede positif (Covid-19). Di kantor ini (perangkat) yang sehat hanya 4 orang,” ujar Camat Sri Utari.
Pelayanan di Desa Sidogede tutup sementara sejak 14 Juni 2021. Bersamaan dengan munculnya dugaan sejumlah warga dan perangkat desa yang tertular Covid.
“Sejak tanggal 14 Juni sudah tutup, sampai pokoknya semua sehat baru kami buka. Tapi pelayanan yang krusial kami layani lewat online,” ujar Sri Utari.
Sementara tutup, kantor desa digunakan sebagai posko terpadu penanganan Covid-19 di Desa Sidogede. Selain mengatur distribusi bahan makanan untuk warga yang melakukan isolasi mandiri, petugas posko juga melaksanakan operasi masker di sekitar dusun yang sedang menerapkan mikro lockdown.