Menengok Dapur Umum untuk Warga Jalani Isoman, Pernah Terima Sumbangan Lele Satu Kolam

Maksud mendirikan dapur umum agar warga yang menjalani isolasi mandiri bisa sama sekali tidak keluar rumah.

Ronald Seger Prabowo
Minggu, 27 Juni 2021 | 15:29 WIB
Menengok Dapur Umum untuk Warga Jalani Isoman, Pernah Terima Sumbangan Lele Satu Kolam
Dapur umum untuk warga yang menjalani isolasi mandiri di Desa Sidogede, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. [Suara.com/ Angga Haksoro Ardhi]

SuaraJawaTengah.id - Tadi Joko Wasito (48 tahun) mengubah garasi mobilnya di Dusun Rejosari, Desa Grabag, Kabupaten Magelang menjadi dapur umum. Menyediakan makanan siap santap untuk warga yang menjalani isolasi mandiri

Enam orang ibu-ibu membantu memasak di dapur umum tersebut. Seorang tampak sibuk menggoreng tempe, sedang yang lainnya tekun merajang sayuran dan memasak bumbu urap.

“Semua yang membantu disini tukang masak panggilan untuk hajatan. Bayaran. Bukan dari ibu-ibu sekitar. Biar masaknya enak-enak, jadi mereka yang sedang isolasi mandiri hatinya senang,” kata Tadi Joko Wasito yang juga koordinator dapur umum.

Dijumpai di dapur umum pada pertengahan Juni kemarin, Tadi Joko menyebut inisiatif mendirikan dapur umum muncul setelah 108 warga di 3 dusun di Desa Sidogede diketahui terpapar Covid.

Baca Juga:Unik! Gatot Kaca di Magelang Ikut Disuntik Vaksin Covid-19

Warga yang terpapar Covid paling banyak berasal dari Dusun Pagonan sebanyak 75 orang. Kemudian Dusun Kalangan dan Kaligintung masing-masing 30 dan 3 orang.    

Berserta keluarganya, warga yang positif Covid harus menjalani isolasi mandiri di rumah. “Kiriman pertama sekitar 205 (paket makanan). Terus jadi sekitar 220 paket makanan.”

Berdasarkan data yang dimiliki dapur umum, ada 75 kepala keluarga yang menjalani isolasi mandiri. “Jadi ada 75 KK data terakhir. Kalau kepala keluarga yang isolasi mandiri, otomatis anak dan istrinya kita cukupi makannya juga,” ujar Tadi.

Maksud mendirikan dapur umum agar warga yang menjalani isolasi mandiri bisa sama sekali tidak keluar rumah. Berdasarkan pengalaman, anggota keluarga yang menjalani isolasi mandiri kebanyakan masih harus keluar rumah membeli berbagai kebutuhan masak.

“Mereka biar stay di rumah kita suplai masakan mateng. Tinggal nyiapkan nasi pakai rice cooker. Tidak perlu beli bumbu keluar rumah. Berinteraksi dengan orang lain yang malah nanti ikut terpapar,” kata Tadi.

Baca Juga:Vaksinasi Dorong Tingkat Kesembuhan Tenaga Kesehatan

Dapur umum didirikan di Dusun Rejosari, Desa Grabag yang berjarak sekitar 4 kilometer dari Desa Sidogede. Sehari dua kali para relawan mengirimkan paket makanan kepada warga yang menjalani isolasi.

Kiriman pertama sekitar pukul 11.00 untuk makan siang. Sedangkan kiriman kedua sekitar pukul 16.00 untuk kebutuhan makan malam sekaligus sarapan. “Jadi sore kami menyiapkan dua porsi untuk makan malam dan sarapan.”

Kiriman makan untuk sarapan digabung dengan makan malam sebab aktivitas memasak di dapur umum baru dimulai sekitar pukul 7.30. “Kalau pagi ibu-ibu itu datang pukul 07.00. Nggak sempat masaknya kalau untuk kiriman makan pagi.”

Menu makanan setiap hari tergantung pada kesediaan bahan. Kebanyakan bahan sayuran, lauk pauk, dan beras berasal dari sumbangan donatur.

Sejumlah pedagang di Pasar Grabag rutin mengirimkan bantuan bahan mentah untuk dapur umum. Di pojok dapur umum tampak tumpukan kacang panjang, kubis, dan bunga kol kiriman dari pasar.

Menu masak hari itu adalah urap dan capcay. Lauk bisanya berupa tempe, ayam atau lele goreng. “Kemarin ada yang nyumbang lele satu kolam. Jadi dia punya kolam lele siap panen, semuanya disumbangkan untuk dapur umum,” kata Tadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak