Kisah Tarko, Ubah Fungsi Angkot Jadi Ambulans Desa untuk Pasien Covid-19

Tarko terpaksa menghentikan angkotnya karena pandemi, namun dia kini menjadi relawan, dengan mengubah fungsi angkot menjadi ambulans pasien Covid-19

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 07 Agustus 2021 | 18:50 WIB
Kisah Tarko, Ubah Fungsi Angkot Jadi Ambulans Desa untuk Pasien Covid-19
Tarko, seorang supir angkot yang menjadi relawan Covid-19 tingkat desa bersama ambulans dadakan di kediamannya Desa Karangnangka, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Sabtu (7/8/2021). [Suara.com/Anang Firmansyah]

"Saya melihat angkot itu cuma muter dengan penumpang satu atau dua orang. Saya mencoba kemarin kalau misalnya ini sebagai alternatif kendaraan siaga. Kita beri pemahaman kepada masyarakat. Karena saat ini dana desa itu difokuskan untuk penanganan Covid-19," terangnya.

Menurutnya, pengadaan kendaraan mobil sebagai kendaraan operasional pasien Covid-19 nominalnya tidak sedikit. Oleh sebab itu, ide memanfaatkan angkot yang sudah tidak beroperasi ini tercetus.

"Ketika ada masyarakat yang notebene seorang supir angkot, mereka penghasilannya menurun. Makanya kalau misalkan dia dijadikan sebuah media sarana penunjang para penderita Covid-19, ini bisa menjadi tambahan penghasilan buat mereka. Karena jika sudah resmi dirapatkan nanti pemdes jatuhnya akan sewa, tapi supirnya sebagai relawan," lanjutnya.

Pihaknya juga memikirkan keselamatan supir. Oleh sebabnya, pemdes menyediakan APD agar kesehatan supir terjamin. Jadi tidak hanya sekadar mencari relawan saja. Karena kegiatan kemanusiaan ini beresiko tinggi.

Baca Juga:Ritual Memohon Pandemi Covid-19 Segera Berakhir di Bali

"Selama ini masyarakat sangat terbantu dengan adanya pak Tarko ini. Karena ia juga mengantar warga yang akan vaksin. Misal besok ada agenda vaksin di Puskesmas atau dimana, kita fasilitasi masyarakat yang tidak ada kendaraan untuk menaiki angkutan ini. Toh, angkutannya juga sehat. Jadi sambutannya positif," tandasnya.

Hingga saat ini ada 29 warga yang menjalani isolasi mandiri karena terkonfirmasi positif Covid-19. Sementara jumlah warga yang meninggal dunia sejak awal ada dua pasien dengan penyakit penyerta. Hal inilah yang kemudian mencuri perhatian Gubernur Jawa Tengah, untuk berkunjung langsung ke desa setempat melihat penanganan Covid-19.

Kontributor : Anang Firmansyah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak